BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Sebagaimana kita ketahui pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas
yang telah di desain untuk mempermudah interaksi dalam proses belajar mengajar
yang mana nantinya akan memberikan output ke suatu perubahan perilaku yang lebih
baik atau ke arah positif . Tidak sedikit desain pembelajaran memiliki sifat
dan komponen yang kompleks, sehingga disetiap perubahan zaman dan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi desain pembelajaran sangat dibutuhkan untuk
mempermudah pemahaman pada saat proses belajar mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Selain itu di dalam dunia pendidikan juga diperlukan
sebuah pembelajaran sistem untuk menghasikan sumber daya manusia yang
berkualitas. Karena sumber daya manusia ini sangat dibutuhkan oleh setiap
bangsa dan Negara untuk tetap bertahan dan melanjutkan pembangunan-pembangunan
disetiap waktu yang penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu hubungannya sistem
dalam dunia pembelajaran sangatlah erat. Dengan demikian sebelum mempelajari
dan meneliti desain pembelajaran khususnya dalam pendidikan bahasa arab
alangkah baiknya memulai untuk memahami betul ruang lingkup sistem pembelajaran
baik teori, pendekatan dan implikasi ataupun uji coba dalam merencanakan desain
pembelajaran terutama bahasa arab yang sangat dikenal sulit. Sehingga dengan
mengenal istilah dan pengantar sub
materi dalam Desain Pembelajaran Bahasa
Arab ini diharapkan calon guru/dosen dan guru/dosen mampu memudahkan, menarik, dan menyenangkan,
sehingga peserta didik tidak jenuh untuk mempelajarinya.
1.2
Rumusan Masalah
Setelah menelaah dan menganalisa dari paparan latar belakang di
atas maka dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud sengan teori sistem?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan sistem?
3. Bagaimana pembelajaran sebagai sebuah sistem?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalh di atas adalah sebagai berikut:
1.
Mahasiswa dan dosen bisa memahami pengertian dari teori system.
2.
Mahasiswa dan dosen sama-sama menguasi dan memahami pendekatan
system.
3.
Mahasiswa dan dosen mampu memahami pembelajaran sebagai sebuah
system.
1.4
Manfaat Makalah
1.
Manfaat Teoritis
Kegunaan
secara teoritis dari penyusunan makalah ini, diharapkan dapat menjadi pegangan
bagi mahasiswa calon pengajar lainnya yang akan
terjun dalam perkembangan ilmu pendidikan dan keguruan, khususnya dalam
hal ini berkaitan erat dengan mata kuliah Desain Pembelajaran Bahasa Arab pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
2.
Manfaat Praktis
Diharapkan
dari hasil pembuatan makalah ini bisa bermanfaat bagi:
a.
Penyusun
penyusunan ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang berguna bagi penyusun dalam bidang Ilmu pendidikan terutama
mengenai Desain Pembelajaran Bahasa Arab pada pemahaman tentang Teori
Sistem Pembelajaran Bahasa Arab.
b.
Program Studi Bahasa Arab
Menjadikan masukan serta tolok ukur terhadap pengembangan Desain
Pembelajaran Bahasa Arab yang efektif dan optimal yang ada pada
masing-masing zaman dan lingkungan pendidikan baik dari tingkat taman
kanak-kanak maupun sampai menengah ke atas (SMA), bahkan perguruan tinggi, sebagaimana nanti
kita akan turun menjadi calon dan guru atau dosen yang professional.
c.
Akademik
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi UIN MALIKI MALANG, khususnya Program Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab untuk menanam calon guru yang profesional dan bijaksana dalam
menghadapi di segala macam perubahan zaman dan situasi kondisi lingkungan
pendidikan khususnya serta Pembelajaran Bahasa Arab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian teori Sistem
Teori umum system beranjak dari
assumsi , bahwa hukum-hukum dan konsep-konsep umum membentuk fundasi berbagai
bidang keilmuan, seperti; Geologi dan Biologi mendasari Ilmu Kealaman; Ekonomi
dan Fisiologi mendasari Ilmu social. Hukum-hukum atau prinsip-prinsip tersebut
digunakan untuk memadukan ilmu pengetahuan.
Orang yang pertama mengemukakan
Teori Sistem adalah seorang ahli biologi yang bernama Bartanlafly, yang mulai
menulis tentang teori system umum pada tahun 1920 dan terus dilanjutkan sampai
tahun 1972. Ia menyatakan bahwa pengertian bagian-bagian tidak cukup untuk
memahami hubungan antara bagan-bagan itu. Teori system adalah suatu lapangan
logika matematika yang berguna merumuskan prinsip-prinsip umum yang digunakan
terhadap system pada umumnya yang digunakan terhadap system pada umumnya. Pada
tahun 1930 Henderson menyarankan konsep system umum.
Suatu system merupakan suatu
rangkaian interelasi, interaksi, interdependensi antara bagian-bagian atau
subsistem-subsistem yang mempengaruhi keseluruhan. Menurut pendapat yang lain suatu system
adalah suatu keseluruhan yang meliputi sejumlah komponen atau bagian-bagian
yang saling berinterelasi dan berinteraksi satu sama lain dalam keseluruhan itu
untuk mencapai tujuan tertentu.
Teori system berkenaan dengan
perkembangan suatu kerangka yang sistematis dan teoritis untuk membentuk
hubungan-hubungan yang umum dari dunia empiric. Jadi teori system umum mencari
hubungan antara bermacam ragam sistem dengan cara menemukan hukum-hukum yang
berlaku bagi semua system bersangkutan. Dengan demikian akan terjalin
komunikasi antara berbagai disiplin ilmu. Teori ini pada hakikatnya sama dengan
studi interdisipliner, dimana batas-batas ilmu diterobos dan menghindarkan
adanya pertentangan antara ilmu-ilmu bersangkutan.
Pendekatan ini akan mempermudah kita
untuk memahami dan menganilis berbagai disiplin ilmu melalui gejala yang
kompleks dan dinamik. Pendekatan yang lainya adalah “Fungsionalisme” yakni
studi terhadap kehidupan social dan cultural yang beranjak dari keseluruhan
atau system. Teori system umum dan
fungsionalisme merupakan kerangka teoritik untuk mempelajari organisasi.
Silverman mengemukakan bahwa ada
tiga teori system yakni ; (1) Sistem Tertutup, (2) Sistem Setengan Terbuka dan,
(3) Sistem Terbuka. Dasar pengajuan konteks hubungan antara organisasi dan
lingkungan.
a.
Sistem tertutup
System
tertutup berarti system tidak punya hubungan atau tidak saling pengaruh
mempengaruhi dengan lingkungan. System tidak menerima stimulus, atau informasi
masukan yang bersumber dari lingkungan. Dengan demikian suatu system tidak
mengalami perubahan, atau dengan kata lain bersifat statis,tidak adaptif.
Berdasarkan
teori ini, suatu system hanya bersandar pada masukan dari system itu sendiri,
dan hanya memproses dan memproduk siapa- apa yang telah diprogram oleh system.
Suatu organisasi yang menganut teori ini ;tidak memperhatikan tuntutan
permintaan, masalah-masalah yang ada di lingkungan. Pola pembuatan keputusan
mengenai program bersifat mikro, artinya berpikir dalam kerangka system itu
sendiri.
b.
Sistem Setengah Terbuka
Menurut
teori ini, ada beberapa komponen system yang dapat berinteraksi dengan lingkungan,
sehingga komponen-komponen tersebut dapat mengadakan perubahan dan agak
dinamik, sedangkan komponen-komponen lainya tetap statis.
c.
Sistem Terbuka.
Menurut
teori ini, suatu system terbuka adalah yang terbuka terhadap stimulus-stimulus
yang bersumber dari lingkungan. Komponen input, proses, produk dapat mengadakan
adaptasi dan interaksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan, baik pada suatu pada komponen maupun system secara keseluruhan.
System demikian bersifat dinamis.
Suatu
organisasi yang berdasarkan pada teori ini senantiasa mengalami perubahan,
penyesuaian dan berkembang dengan cepat, misalnya hubungan antara system
pendidikan dan ekonomi, social dan aspek-aspek sosio kultur lainya.
Suatu
organisasi sewajarnya menggunakan system terbuka, yang berarti dapat di
pengaruhi oleh lingkunganya. Organisasi adalah bagian dari pada kehidupan sosio
kultural, suatu lingkungan yang kompleks. Karena itu, merupakan man made
system, melibatkan semua orang untuk berperan serta mencapai keuntungan,
baik individu maupun organisasi. Hubungan antara insani, pembuatan keputusan
,dan pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan banyak variable, organisasi
bergerak atas dasar tugas, proyek atau program, bukan atas dasar
departementalisasi sebagaimana pada organisasi yang menganut pola lama.[1]
2.2
Pendekatan Sistem
Dewasa
ini pendekatan sistem (system approach) dipandang merupakan salah satu
pendekatan logis dan analitis terhadap berbagai bidang. Suatu sistem pada
dasarnya merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dengan
mengidentifikasi tujuan, dapatlah dianalisis komponen yang terdapat pada sistem
itu, serta bagaimana hubungan dan interaksi yang efektif.[2]
Cara menanggulangi masalah mencapai
tujuan yang merangkum cirri-ciri sistem sebagai polanya disebut orang pendekatan
sistem (Systems approach).[3]
Pendekatan sistem adalah suatu
sistem yang berupa proses. Tujuannya adalah memecahkan suatu masalah atau
mengatur dan mengarahkan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Komponen-komponennya adalah langkah-langkah kegiatan yang terpadu secara
integral dalam suatu ikatan yang erat hubungannya dan saling menunjang satu
sama lain.[4]
Roger Kaufman merumuskan pendekatan sistemnya sebagai berikut:[5]
1.
Tentukan masalah berdasarkan analisis kebutuhan.
2.
Tentukan syarat-syarat bagi pemecahan masalah yang dapat diterima
dan rumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah.
3.
Pilih cara pemecahan masalah yang terbaik dari sejumlah alternatif.
4.
Laksanakan cara pemecahan masalah yang telah dipilih.
5.
Nilai efektivitas cara pemecahan masalah yang telah dipilih dan
dilaksanakan.
6.
Perbaikan langkah-langkah terdahulu di mana perlu.
Secara ringkas, inti pendekatan sistem ialah:[6]
I.
Perumusan Masalah
II.
Pengembangan Cara Memecahkan Masalah
III.
Evaluasi
Masing-masing langkah atau komponen ini merupakan suatu sub-sistem.
Dengan kata lain, masing-masing langkah ini adalah suatu sistem pula. Sebagai
suatu sistem, masing-masing langkah ini juga mempunyai komponen-komponen pula,
yang masing-masingnya merupakan suatu sub-sistem pada tingkat yang lebih
rendah. Hal ini Nampak nyata, misalnya, pada pendekatan sistem yang
dikembangkan oleh Instrucional Development Institute dan dikenal orang dengan
sebutan IDI Model.[7]
Penjabaran yang lebih terperinci dari pendekatan sistem menurut IDI
Model ini tercermin pada table berikut ini:[8]
I.
PERUMUSAN MASALAH
1.
Penentuan Masalah
|
●Analisis Kebutuhan
●Penentuan Prioritas
●Rumuskan Masalah
|
2.
Analisis Latar
|
●Ciri-ciri Siswa
●Kondisi (Hambatan 2)
●Sumber Daya
|
3.
Pengaturan Pengelolaan
|
●Tugas Tanggung Jawab Jadwal/ Batas Waktu
|
II.
PENGGABUNGAN CARA PEMECAHAN MASALAH
1.
Penentuan Tujuan Instruksional
|
●Tujuan Akhir
●Tujuan Antara
|
2.
Penentuan Metode
|
●Belajar
●Mengajar
●Media
|
3.
Pembuatan Propotif
|
●Bahan-bahan Pengajaran
●Alat Evaluasi
|
III.
EVALUASI
1.
Uji Coba Prototipa
|
●Pelaksanaan Uji Coba
●Pengumpulan Data
●Evaluasi
|
2.
Analisis Hasil Uji Coba
|
●Tujuan Instruksional
●Metode
●Teknik Evaluasi
|
3.
Pemantapan/ Pengulangan Langkah-langkah Terdahulu
|
●Kecam Bina
●Putuskan
●Laksanakan
|
Sebagaimana komponen-komponen pada
sistem-sistem lain, komponen-komponen pendekatan sistem pun berkaitan erat satu
sama lain, saling berinteraksi, saling pengaruh mempengaruhi dan saling
membutuhkan satu sama lain (saling ketergantungan). Hal ini dapat dilukiskan
dengan skema berikut:[9]
Perumusan
Masalah
|
Pengembangan Cara Memecahkan Masalah
|
Evaluasi
|
Karena adanya interaksi dan saling
ketergantungan antara masing-masing komponen, kegagalan salah satu komponen
untuk berfungsi dengan baik akan menimbulkan hambatan bagi komponen-komponen
lainnya. Dengan demikian, agar pendekatan sistem dapat mencapai tujuannya
dengan sempurna, semua komponen atau sub sistem-sub sistemnya harus berfungsi
baik dan saling menunjang satu sama lain. Hal ini tidak berbeda dengan
komponen-komponen tubuh manusia. Agar
tubuh manusia dapat hidup sehat dan dapat menunaikan tugas-tugas hidupnya,
semua komponen yang vital dari tubuh itu harus berfungsi dengan baik dan saling
menunjang satu sama lain. Bila salah satu rusak atau sakit, yang lain akan
terganggu.[10]
Selain ciri-ciri tersebut,
pendekatan sistem juga mempunyai ciri lain, yaitu di dalam dirinya
berlangsung serangkaian proses. Masing-masing proses ini ditandai dengan
masuknya input, berlangsungnya suatu proses transformasi (throughput), dan
keluarnya output. Seperti diterangkan di muka, hal ini dapat dilukiskan dengan
skema berikut:[11]
Proses transformasi
|
Output dari suatu proses akan
menjadi input bagi proses yang lain. Dengan demikian, rangkaian proses pada
pendekatan sistem, secara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut:[12]
Perumusan
Masalah
|
Pengembangan
Cara Pemecahan Masalah
|
Evaluasi
|
Pada skema di atas nampak bahwa
hasil (output) perumusan masalah menjadi input bagi proses pengembangan
cara-cara memecahkan masalah. Dan hasil usaha mengembangkan cara pemecahan
masalah menjadi input bagi langkah evaluasi.[13]
Sebagaimana dibicarakan di muka,
selain hal-hal tersebut di atas, ciri lain yang amat penting dari suatu sistem
ialah adanya fungsi control untuk menjaga mutu prestasinya. Untuk menjaga agar
mutu hasil dari masing-masing proses dalam sistem itu selalu memuaskan, maka pada setiap sistem
terdapat proses umpan balik, yang memberitahukan apakah hasil (output) suatu
prose situ memuaskan atau tidak. Keterangan mengenai mutu output ini akan
menjadi dasar pertimbangan untuk mengubah/ memperbaiki input pada proses.
Dengan kata lain, bila mutu output dari suatu proses mengecewakan, maka segera
setelah ini diketahui (lewat proses umpan balik) akan dilakukan koreksi
terhadap proses atau inputnya. Pada pendekatan sistem fungsi control ini dilakukan
oleh proses evaluasi.[14]
|
Evaluasi
|
Pengembangan
Cara Pemecahan Masalah
|
Umpan Balik
|
2.3
Pembelajaran sebagai Sebuah Sistem
Sebagaiman
kita ketahui pembelajaran sebagai sebuah system terdiri dari dua komponen yakni
Pembelajaran dan system. Oleh karena itu dari komponen- komponen itu mengandung
makna sebagai berikut:
1.
Pembelajaran
Undang-undang system pendidikan
nasional no20 tahun 2003 menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”. Berdasarkan konsep tersebut dalam tata pembelajaran terkandung dua
kegiatan yaitu belajar dan mengajar yang mana kegiatan ini memberikan upaya
kepada peserta didik agar berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya.
2.
Sistem
Sedangkan system adalah satu
kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen,
komponen-komponen atau unsure-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak secara acak yang saling membantu untuk mencapai
suatu output yang baik.[16]
Dari uraian diatas jika digabungkan
menjadi system pembelajaran memberikan makna kombinasi terorganisasi yang
meliputi unsure-unsur manusiawi,material ,fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang berinterkasi untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan definisi tersebut yang
di maksud unsur-unsur manusiawi adalah
peserta didik, pendidik pustakawan, tenaga administrasi, dan pihak-pihak yang
terlibat dalam keberhasilan proses pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud
unsur-unsur material bahan-bahan pelajaran, termasuk di dalamnya media
pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Unsur-unsur fasilitas dan
perlengkapan system pembelajaran seperti ruang kelas, computer, penerangan,
audio visual. Unsure-unsur prosedurnya seperti strategi dan metode pembelajaran,
jadwal pembelajaran, pelaksanaan evaluasi. Dengan demikian calon guru dan guru
mampu mendesain pembelajran yang terdiri dari semua komponen unsure tersebut.[17]
Unsur-unsur ini memiliki sifat
saling ketergantungan antara satu dengan yang lainya dalam mencapai suatu
tujuan. Suatu system pembelajaran dikatakan berhasil jika tujuan pembelajaranya
tercapai. Siswa adalah subjek belajar yang mencapai tujuan tersebut. Oleh
karena itu, tujuan utama system pembelajaran yaitu keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan.
Dalam kegiatan proses pembelajaran
terdapat ciri-ciri system yaitu:
1.
Pembelajaran adalah kegiatan yang memiliki tujuan yaitu
membelajarkan siswa.
2.
Proses pembelajaran yang merupakan rangkaian kegiatan yang
melibatkan berbagai komponen.
Dari ciri-ciri
tersebut system dalam pembelajaran memiliki fungsi kegunaan sebagai berikut:
1.
Memiliki sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat
menggambarkan berbagai hambatan yang dihadapi.
2.
Guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan sumber
dan fasilitas yang ada.[18]
Dari
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran sebagai Sebuah
Sistem merupakan proses interaksi antara guru,peserta didik, dan lingkunganya
untuk mencapai tujuan tertentu yang mana didalamnya terdapat saling keterkaitan
antara unsur-unsur atau komponen-konponen dalam pembelajaran. Dari semua
komponen dan unsur-unsur tersebut sangat
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu; factor guru, siswa, sarana
prasarana, dan lingkungan. Dalam menjalankan pembelajaran sebagai sebuah
system, tidak menutup kemungkinan terdapat masalah yang muncul diantaranya;
arah, evaluasi, isi dan tujuan, metode, dan hambatan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari Uraian yang telah dipaparkan di atas dapat di tarik kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Sistem merupakan satu kesatuan yang mempunyai hubungan fungsional yang
teratur sedangkan teori system itu mengabungkan antara system yang satu dengan
yang lain (bermacam ragam) dengan cara menemukan kesesuaian dalam ketentuannya
yang berlaku bagi semua system yang bersangkutan. Teori system terbagi atas
tiga macam yaitu system tertutup, setengah terbuka dan terbuka.
2.
Pendekatan Sistem adalah suatu sistem yang berupa proses. Tujuannya
adalah memecahkan suatu masalah atau mengatur dan mengarahkan usaha untuk
mencapai suatu tujuan.secara ringkas komponen-komponen didalamnya ada perumusan
masalah, pengembangan cara memecahkan masalah, evaluasi.
3.
Pembelajaran sebagai Sebuah Sistem merupakan proses interaksi
antara guru,peserta didik, dan lingkunganya untuk mencapai tujuan tertentu yang
mana didalamnya terdapat saling keterkaitan antara unsur-unsur atau
komponen-konponen dalam pembelajaran.
3.2
Saran
Sebagai calon guru dan guru yang profesional hendaknya memahami dan
mengetahui apa sumber permasalahan yang di hadapi serta penyelesaian dari
permasalahnya. Salah satunya dengan
memahami dan mengaplikasikan dasar materi ini. Sebagai guru masa depan
janganlah hanya berpatokan dengan gaji yang di terima melainkan juga
memperhatikan tujuan sebagai guru untuk mengentaskan sesuatu yang belum di
ketahui oleh peserta didik sebagai
penerus anak bangsa.jadi sebelum terjun dalam dunia guru sudah di siapkan
dengan mematangkannya saat ini, terutama dalam mendesai suatu pembelajaran
bahasa arab. Yang mana di awali dengan pemahaman dasar materi Desain
Pembelajaran Bahasa Arab ini.
4.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hamalik,Oemar.1991. Perencanaan dan Manajemen Pendidikan.Bandung;
Mandar Maju
2.
Sadiman,Arif Sukadi, Sudjarwo & Radikun.1989.Beberapa Aspek
Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta; Medyatama Sarana Perkasa.
3.
Ali,Muhammad.1987.Guru dalam proses belajar mengajar.Bandung;
Sinar Baru.
4. Krisdaning217.blogspot.com/2012/03/kajian-pembelajaran-sebagai-sebuah.html
5. Reni12395.blogspot.com/2013/02/pembelajaran-sebagai-sistem.html
6. www.slideshare.net/hamsajah/pembelajaran-sebagai-suatu-sistem.
,,,
BalasHapus