BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan secara umum, merupakan suatu usaha untuk menambah kecakapan,
pengertian dan sikap belajar dan pengalaman yang diperlukan untuk mementingkan
kelangsungan hidup serta mencapai tujuan hidup. Belajar mengajar sebagai salah
satu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen
lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam
proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya
yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Olehnya itu dalam desain pengajaran yang biasa
disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran. Begitu juga pendidik atau
guru merupakan seorang fasilitator, yang bertugas memfasilitasi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus
mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar
sendiri.
Sebagai sebuah proses yang sengaja dilakukan atau direkayasa, proses
pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan, agar apa yang dilakukan dapat
berjalan dan menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan. Dengan adanya
perencanaan tersebut, maka proses yang akan dilaksanakan dalam waktu yang
panjang memiliki langkah yang jelas, dapat diprekdisikan hasilnya, dapat
diperkirakan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, dan dapat pula digunakan
untuk menentukan persyaratan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah tersebut.
Masalah yang sering dihadapi pengajar berkenaan dengan proses
pembelajaran adalah bagaimana pengajar menyampaikan pesan materi dengan
menggunakan strategi pembelajaran. strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai
pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan
langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan
suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan
strategi pembelajaran untuk membantu pengajar agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas sedikit tentang
desain strategi pembelajaran, yang mungkin bisa menambah pengetahuan dalam
mengembangkan desain strategi pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
1.
Apa
pengertian desain strategi pembelajaran?
2.
Bagaimana
kedudukan strategi pembelajaran?
3.
Bagaimana
kesesuaian antar kompetensi dan aktivitas dengan strategi pembelajaran?
4.
Sebutkan
beberapa strategi yang sesuai dengan tingkat hasil belajar !
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
dari makalah desain strategi pembelajaran adalah:
1.
Mengetahui
pengertian desain strategi pembelajaran
2.
Mengatahui kedudukan strategi pembelajaran
3.
Mengetahui
kesesuaian antar kompetensi dan aktivitas dengan strategi pembelajaran
4.
Mengetahui
beberapa strategi yang sesuai dengan tingkat hasil belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Desain Strategi Pembelajaran
Desain dapat diartikan keseluruhan, struktur, kerangka ataupun
outline. Desain menurut Smith dan Ragan merupakan proses perencanaan yang
sistematis yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah
kegiatan atau proses sistematis yang dilakukan dengan menterjemahkan
prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang
diimplementasikan dalam bahan dan aktivitas pembelajaran. Desain yakni suatu
cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik,
disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Desain pembelajaran didefinisikan sebagai prosedur yang
terorganisasi dimana tercangkup langkah-langkah dalam menganalisis, mendesain,
mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengadakan evaluasi. Desain pembelajaran lebih memerhatikan pada
pemahaman, pengubahan, dan penerapan metode-metode pembelajaran. Hal ini
mengarahkan untuk memilih dan menentukan metode apa yang dapat digunakan untuk
mempermudah penyampaian bahan ajar agar dapat diterima dengan mudah oleh siswa.[1]
Sedangkan strategi, secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai
“siasat”, ”kiat”, ”trik”, atau “cara”. Sedang secara umum strategi ialah suatu
garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan murid-guru
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan atau sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan pengajaran tertentu. [2]
Menurut Dick and Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur
atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka
strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan
belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Jadi, desain strategi pembelajaran merupakan proses perencanaan
yang sistematis atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau
tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu, bukan hanya terbatas
prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan
materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
B.
Kedudukan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan,
langkah-langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui
dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna
merealisasikan tujuan.[3]
Karena strategi mengajar merupakan operasionalisasi metode, maka
akan memuat gaya yang dilakukan guru dalam menyusun pelajaran, seni yang
ditampilkan guru dalam proses pembelajaran serta media dan sarana dalam
berbagai bentuknya yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.[4]
Pengaturan, penyusunan, dan gaya mengajar sangat tergantung pada
guru serta keterampilannya dalam mengelola kelas, serta sangat dipengaruhi oleh
perbedaan situasi, kondisi dan karakteristik siswa. oleh sebab itu, kita tidak
dapat mengatakan bahwa seluruh strategi tertentu yang terbaik dan paling cocok
untuk segala situasi dan kondisi pembelajaran. Perbedaan tujuan, materi,
karakteristik siswa serta perbedaan guru membutuhkan strategi yang berbeda
dalam prateknya.[5]
Strategi pembelajaran adalah cara/metode yang akan dilakukan oleh
pengajar supaya tercapai tujuan pembelajaran atau sebagai kunci peningkatan jaminan kualitas pembelajaran.
Kedudukan strategi pembelajaran:
1.
Interaksi
Kedudukan strategi pembelajaran dalam interaksi yakni proses
interaksi atau proses saling berhubungan yang dilakukan antar pendidik dengan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Interaksi tersebut harus dilakukan
oleh pendidik dengan peserta didik dengan selalu memiliki banyak cara dan trik
yang jitu. Pendidik harus memiliki keahlian dalam membaca situasi dan kondisi
peserta didik harus cepat dan tepat. Pendidik harus merancang prosedur untuk
melakukan interaksi dengan peserta didik.
2.
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang sengaja
diciptakan dengan maksud untuk memdahkan terjadinya proses belajar. Strategi
pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-langkah serta sarana
yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui dari pembukaan sampai penutupan
dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna merealisasikan tujuan. Jadi,
pembelajaran termasuk di dalamnya startegi pembelajaran.
3.
Materi
Strategi pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat terkait
dengan penyampaian materi dalam upaya mencapai kompetensi. Dalam menentukan
strategi pembelajaran perlu memperhatikan dua hal yaitu : 1) jenis kompetensi
2) jenis materi yang diajarkan. Untuk mengajarkan kompetensi yang berjenis
kognitif, atau kompetensi berjenis psikomotor, atau kompetensi yang berjenis
afektif pasti akan membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda. Demikian
pula jika mengajarkan materi dari jenis materi yang berbeda pasti akan
memerlukan strategi pembelajaran yang berbeda pula.
4.
Hasil
belajar
Belajar merupakan proses aktivitas yang memiliki keterukuran secara
jelas. Ukuran keberhasilan belajar dalam pengertian yang operasional adalah
penguasaan suatu bahan ajar yang dinyatakan tujuan pembelajaran khusus dan
memiliki konstribusi bagi tujuan di atasnya.
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan
sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang didalamnya
termasuk terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan salah
satu faktor keberhasilan dalam pemebelajaran.
C.
Kesesuaian antar Kompetensi dan Aktivitas dengan Strategi
Pembelajaran
Kompetensi dasar merupakan penjabaran Standar Kompetensi yang
cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan standar kompetensi. Standar
kompetensi sendiri adalah ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan siakp yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh
peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
Kompetensi dasar diturunkan menjadi indikator, dari indikator
digunakan untuk menyusun tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran didasarkan
pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dari evaluasi inilah dapat
diketahui hasil belajar peserta didik.
Strategi pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat terkait
dengan penyampaian materi dalam upaya mencapai kompetensi. Dalam menentukan
strategi pembelajaran perlu memperhatikan dua hal yaitu : 1) jenis kompetensi
2) jenis materi yang diajarkan. Untuk mengajarkan kompetensi yang berjenis
kognitif, atau kompetensi berjenis psikomotor, atau kompetensi yang berjenis
afektif pasti akan membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda. Demikian
pula jika mengajarkan materi dari jenis materi yang berbeda pasti akan
memerlukan strategi pembelajaran yang berbeda pula.[6]
Terdapat berbagai strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan
dalam upaya mencapai kompetensi. Strategi pembelajaran pada dasarnya digunakan
untuk mencapai kompetensi siswa secara tepat dalam waktu dan biaya yang
seefisien mungkin.[7]
1.
Dalam
proses pembelajaran yang bersifat kognitif adalah upaya menanamkan materi
pembelajaran dalam memori di otak siswa. materi-materi pada kompetensi yang
bersifat kognitif merupakan materi yang berjenjang dari sesuatu yang kongkrit
kepada sesutau yang bersifat abstrak. Pada aspek kognitif ini proses pembelajaran
akan berusaha untuk menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak kepada sesuatu
yang bersifat kongkrit. Proses ini tentu bukanlah sesuatu yang mudah, untuk
itulah kemudian dikembangkan strategi pembelajaran. Dengan demikian, strategi
pembelajaran dalam aspek kognitif pada dasarnya adalah untuk memudahkan
penerimaan siswa dengan cara merubah dari sesuatu yang bersifat abstrak menuju
ke arah yang kongkrit. Perubahan tersebut dengan harapan akan dapat memudahkan
siswa untuk memahami dan kemudian menyimpannya di dalam memorinya dalam waktu
yang lama.
2.
Pada
aspek psikomotorik, strategi pembelajaran digunakan untuk menanamkan kemahiran
kepada siswa terhadap keterampilan yang hendak dikuasai. Strategi pembelajaran
pada aspek ini digunakan untuk membuat sederhana berbagai gerakan yang kompleks
yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa, sehingga kemudian siswa dapat
melakukannya dengan lebih mudah.
Misalnya untuk dapat mengajarkan kepada siswa suatu keterampilan “memasang”
atau “membongkar” maka guru harus memiliki strategi yang tepat agar teknik
“memasang” atau “membongkar” tersebut dapat mudah dipahami oleh siswa, dan
kemudian dapat ditirukannya dengan mudah atau bahkan dapat dimodifokasinya
menjadi keterampilan yang lebih baik lagi.
3.
Sedangkan
pada aspek afektif, strategi pembelajaran digunakan untuk menjadikan
aspek-aspek nilai sebagai pembentuk sikap menjadi sesuatu yang
diimplementasikan dalam kehidupan siswa dalam keseharian, menjadi pola hidup
dalam kehidupan siswa sehari-hari. Misalnya untuk dapat mengajarkan kepada
siswa tentang peduli sesama maka siswa harus diinternalisasikan nilai-nilai
tersebut atau disadarkan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk menginternalisasikan nilai-nilai tersebut siswa harus
ditunjukkan contoh-contoh dari perilaku yang mengadopsi nilai-nilai tersebut
dan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan diimplementasikannya
nilai-nilai tersebut. Pemberian contoh-contoh perilaku dapat dilakukan dengan
berbantuan media pembelajaran. Selain itu contoh-contoh perilaku dapat
diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran sosio drama atau strategi
pembelajaran yang memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati perilaku pada
tokoh tertentu. Namun demikian, akan sangat tepat jika pemberian contoh-contoh
tersebut melalui pemberian keteladanan oleh guru dalam perilaku sehari-hari.
Dengan keteladanan tersebut itulah diharapkan kemudian siswa akan menirukan apa
yang telah dilakukan oleh guru.
Dengan demikian jelaslah bahwa strategi pembelajaran dapat digunakan
sebagai upaya mencapai kompetensi siswa yang telah direncanakan secara efektif
san efisien. Berikut akan dipaparkan berbagai strategi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mencapai kompetensi sisiwa dalam berbagai jenis,
menginternalisasikan berbagai kecakapan hidup, dan memberikan variasi belajar.
Contoh[8]
Nama sekolah : SMP/MTs
Mata pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/semester : IX / ganjil
Alokasi waktu : 12 X 40 menit
Standar kompetensi : memahami akhlak terpuji
terhadap lingkungan sosial
Kompetensi dasar : menjelaskan tentang akhlak
terpuji terhadap sesama manusia
Indikator :
a.
Menjelaskan
pengertian akhlak terpuji terhadap sesama manusia
b.
Menyebutkan
macam-macam akhlak terpuji terhadap sesama manusia
c.
Menjelaskan
pengertian ta’aruf, tafahum, ta’awun, tasamuh, jujur, adil, amanah, dan
menepati janji
Metode pembelajaran
-
Ceramah
-
Tanya
jawab
-
Demonstrasi
Langkah pembelajaran :
1.
Kegiatan
awal
a.
Siswa
membaca kemudian guru menerangkan
b.
Siswa
mengartikan sifat-sifat terpuji
c.
Siswa
menyebutkan macam-macam sifat terpuji
d.
Siswa
membedakan antara sifat terpuji dengan sifat tercela
2.
Kegiatan
inti
1.
Eksplorasi
a.
Guru
menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan
b.
Siswa
memperhatikan dan mengajukan beberapa pertanyaan yang kurang jelas
2.
Konsolidasi
pembelajaran
a.
Siswa
menjawab pertanyaan dari guru tentang materi tersebut
3.
Kegiatan
akhir
a.
Mengingatkan
kembali agar siswa dapat mempelajari dan mengulang kembali pelajaran tersebut
D.
Beberapa Strategi yang Sesuai dengan Tingkat Hasil Belajar
Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga
harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik, serta
situasi atau kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung.
Strategi dapat di klasifikasikan
menjadi 4, yaitu:
1.
Strategi
pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak
diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau
membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya
bersifat deduktif.Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan
digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang dipergunakan untuk pemikiran
kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik
dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung
perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain.
2.
Strategi
pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut induktif.
Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung. Pembelajaran tak langsung
umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun kesempatan peserta didik untuk
bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan, dan pengetahuan guru atau
temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.
3.
Strategi
pembelajarn empirik
Strategi pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif,
berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang
pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain
merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.
4.
Strategi
pembelajaran mandiri
Belajar
mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun
inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada
perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar
mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok
kecil. Dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser
dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar
dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.
Macam-macam
strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran:[9]
Example
non example
1.
Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai
2.
Guru
menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan lewat proyektor
3.
Guru
memberi petunjuk dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan dan
menganalisis gambar
4.
Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
5.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.
Mulai
dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
7.
Penarikan
kesimpulan
Learning
start with question
1.
Bagikan
bahan belajar, kemudian mintalah mereka untuk mencari pasangan dan kemudian
berikanlah tugas kepada mereka untuk belajar berpasangan
2.
Mintalah
kepada siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan terhadap hal-hal yang belum
dimengerti
3.
Kumpulkan
semua pertanyaan dan kelompokkan jenisnya atau yang paling banyak diperlukan
siswa
4.
Mulailah
pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-hal yang mereka tanyakan
Everyone
is a teacher here
1.
Bagikan
kertas kepada siswa dan mintalah mereka untuk menuliskan pertanyaan tentang
hasil belajar dan materi yang harus dikuasai
2.
Kumpulkan
kertas-kertas tersebut, kocok dan bagikan kembali kepada siswa secara acak
3.
Undang
sukarelawan untuk maju ke depan dan membacakan pertanyaan, serta memberikan
jawaban/tanggapan atas pertanyan tersebut
4.
Kembangkan
diskusi
5.
Klasifikasikan
hasil belajar
The
power of two
1.
Ajukan
satu atau dua pertanyaan/masalah yang membutuhkan perenungan dan pemikiran
2.
Siswa
diminta menjawab tertulis secara perorangan
3.
Kelompokkan
mereka secara berpasang-pasang (dua-dua)
4.
Mintalah
mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan jawaban baru
5.
Brainstorming
(panel) membandingkan diskusi kecil antar kelompok
6.
Klarifikasikan
dan kesimpulan
Information
search
1.
Bagikan
sumber daya yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran (bacaan, text book,
handouts, dokumen dll.)
2.
Susunlah
sebuah pertanyaan yang jawabannya dapat dicari di sumber daya yang ada
3.
Untuk
menumbuhkan persaingan, bagilah siswa dalam kelompok kecil
4.
Presentasikan
hasil diskusi
5.
Klarifikasi
hasil belajar
Snowballing
1.
Ajukanlah
pertanyaan atau permasalahan
2.
Adakan
grouping (pengelompokan) yang terdiri atas dua atau tiga orang siswa
3.
Gabungkanlah
dua kelompok menjadi satu kelompok baruu
4.
Pada
group yang baru ini, mintalah untuk melakukan sharing merumuskan jawaban baru
yang disepakati bersama
5.
Klarifikasi
hasil belajar (guru)
Jigsaw
learning
1.
Bagikan
semua bahan untuk mencapai kompetensi/hasil belajar secara utuh
2.
Adakan
grouping (sesuai hasil belajar yang dipelajari)
3.
Diskusi
dan membuat resume hasil belajar secara individu
4.
Grouping,
acak dari masing-masing anggota untuk saling menjelaskan dan merumuskan hasil
belajar secara utuh
5.
Presentasi
hasil belajar
6.
Klarifikasi
dan kesimpulan
Debat
yang efektif
1.
Kembangkan
suatu kasus yang kontroversional dalam suatu topik pembelajaran
2.
Bagi
kelas menjadi dua grup. “pro” dan “kontra”
3.
Minta
setiap grup untuk menunjuk wakil mereka : 2-3 orang
4.
Awali
debat ini dengan meminta juru bicara untuk mengemukakan pendapatnya secara
bergantian
5.
Setelah
itu, juru bicara ini akan kembali ke grupnya dan mengatur strategi untuk
membuat bantahn grup lainnya
6.
Bilamana
dirasa cukup, hentikan debat tersebut dengan tetap menyisakan follow up dari
kasus yang diperdebatkan
7.
Klarifikasi
dan kesimpulan
Card
sort
1.
Bagikan
kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah-langkah dalam satu
kategori tertentu atau lebih
2.
Minta
siswa untuk mencari kawan yang memiliki kertas dengan kategori yang sama
3.
Setelah
siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, minta mereka menjelaskan
kategori tersebut ke seluruh kelas
4.
Setelah
semua kategori dijelaskan, beri penjelasan tentang hal-hal yang masih dianggap
perlu
Synergetic
teaching
1.
Bagi
kelas menjadi 4 kelompok
2.
Bagi
tugas belajar masing-masing kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan
3.
Kel.
1 mencari informasi tentang pentingnya permasalahan
4.
Kel.
2 menjelaskan kebijakan / pemecahan saat ini dan alternatif yang diusulkan
5.
Kel.
3 membuat satu usulan kebijakan / pemecahan untuk mengatasi masalah (bisa
dukung kelm 2, modifikasi, baru)
6.
Kel.
4 membuat suatu rencana tindakan pemecahan yang dapat diterima dan dilakukan
semua pihak
7.
Pertemukan/gabung
masing-masing kelompok dengan anggota kelompok yang lain dan suruh mereka
membuat tayangan hasilnya secara utuh yang mereka pelajari
8.
Buatlah
show case portofolio
Giving
question and getting answer
1.
Bagikan
dua potongan kertas
2.
Mintalah
siswa untuk melengkapi pertanyaan
a.
Kertas
1 : saya masih punya pertanyaan
b.
Kertas
2 : bisa menjawab tentang
3.
Buat
kelompok-kelompok kecil dan mintalah mereka untuk memilih pertanyaan dan
jawaban yang paling penting
4.
Mintalah
masing-masing kelompok untuk melaporkan pertanyaan yang dipilih. Carilah
sekiranya ada siswa yang dapat menjawab, jika tidak ada, maka guru harus
menjawabnya
5.
Minta
masing-masing kelompok untuk jawaban yang dipilih, kemudian minta anggota
kelompoknya menjelaskan jawaban kelompok kepada kelompok lainnya
Tim
pendengar
Kel.
|
Peran
|
Tugas
|
1
|
Penanya
|
Bertanya
minimal dua pertanyaan tentang materi yang baru disampaikan
|
2
|
Pendukung
|
Menyampaikan
poin-poin yang disetujui dan memberikan alasan
|
3
|
Penentang
|
Mengutarakan
poin-poin yang tidak disetujui dan memberikan alasan
|
4
|
Pemberi
contoh
|
Memberi
contoh spesifik dan aplikasi materi
|
1.
Bagi
kelas menjadi empat kelompok dan berikan tugas
2.
Sampaikan
materi anda dengan teknik lecturing, setelah itu beri siswa waktu untuk
menyelesaikan tugas
3.
Mintalah
masing-masing kelompok untuk bertanya menyetujui, menolak, atau memberi contoh
sesuai dengan tugasnya
Point
counterpoint
1.
Pilih
satu topik yang memiliki dua pandangan atau lebih
2.
Bagi
kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan pandangan yang ada
3.
Pastikan
bahwa masing-masing kelompok duduk terpisah
4.
Beri
kesempatan salah satu kelompok untuk memulai debat. Setelah itu, undang anggota
kelompok lain untuk menyampaikan pandangan yang berbeda
5.
Berilah
kesimpulan dengan membandingkan isu-isu yang terlihat
Tim
quiz
1.
Pilih
topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen
2.
Bagi
siswa menjadi 3 kelompok
3.
Jelaskan
format sessi yang akan disampaikan dan mulai penyampaian materi. Batasi hingga
10 menit
4.
Intalah
tim A untuk membuat quis jawaban ringkas. Sementara tim B dan C mereview
catatan mereka
5.
Tim
A memberi pertanyaan pada tim B. Apabila tidak bisa, pertanyaan pindah ke tim C
6.
Tim
A mengajukan pertanyaan ke tim C, apabila tidak bisa, maka pertanyaan pindah ke
tim B
7.
Lanjutkan
penyampaian materi segmen ke dua dan tunjuk tim B sebagai pemandu quis
8.
Setelah
tim B selesai, lanjutkan penyampaian materi dan tunjuk tim C sebagai pemandu
quis
Listening
team
Overview
1.
Aktivitas
ini digunakan untuk membantu siswa memfokuskan pembelajaran sejak awal
2.
Listening
teams juga digunakan untuk menciptakan kelompok kecil bertanggung jawab dalam
pengklarifikasi pembelajaran
Langkah-langkah :
1.
Bagi
kelas menjadi 3-4 kelompok dan beri tugas masing-masing
2.
Sampaikan
materi dengan teknik lecturing, dan beri waktu pada siswa agar menyelesaikan
tugasnya
3.
Panggil
masing-masing kelompok untuk bertanya, menyetujui, menentang, dan memberi
contoh
Kel
|
Peran
|
Tugas
|
1
|
Penanya
|
Bertanya minimal dua pertanyaan tentang materi yang baru
disampaikan
|
2
|
Pendukung
|
Menyampaikan poin-poin yang disetujui dan memberikan alasan
|
3
|
Penentang
|
Mengutarakan poin-poin yang tidak disetujui dan memberikan alasan
|
4
|
Pemberi Contoh
|
Memberi contoh spesifik dan aplikasi materi
|
Masih banyak lagi strategi yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Beberapa contoh diatas dituliskan dengan maksud untuk memberikan
gambaran tentang beragamnya strategi pembelajaran yang dapat dipilih guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran. Guru juga dapat membuat strategi pembelajaran
sendiri dan menamainya sendiri. Namun demikian, patokan utama dalam penggunaan
startegi pemebelajaran adalah efektifitasnya dalam mencapai kompetensi.
Efektifitas strategi pembelajaran yang paling sering digunakan sebagai alat
ukur adalah kecepatannya dalam mencapai kompetensi, sehingga jika suatu
strategi efektif maka alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai kompetensi
tersebut semakin sedikit.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, desain strategi pembelajaran merupakan proses perencanaan yang
sistematis atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu, bukan hanya terbatas prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau
paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Kedudukan
strategi pembelajaran:
1.
Interaksi
2.
Pembelajaran
3.
Materi
4.
Hasil
belajar
Strategi pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat terkait
dengan penyampaian materi dalam upaya mencapai kompetensi. Dalam menentukan
strategi pembelajaran perlu memperhatikan dua hal yaitu : 1) jenis kompetensi
2) jenis materi yang diajarkan. Untuk mengajarkan kompetensi yang berjenis
kognitif, atau kompetensi berjenis psikomotor, atau kompetensi yang berjenis
afektif pasti akan membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda. Demikian
pula jika mengajarkan materi dari jenis materi yang berbeda pasti akan
memerlukan strategi pembelajaran yang berbeda pula.
b.
Saran
Setelah kita membahas tentang desain
strategi pembelajaran, kita sebagai calon guru hendaknya mengerti dan
mengetahui serta memperhatikan akan strategi pembelajaran, dengan memperhatikan
keadaan peserta didik.
Dengan mempelajari dan memahami
ulasan materi yang telah kami sajikan tersebut, diharapakan kita sebagai calon
guru mampu mendesain strategi pembelajaran dengan baik sehingga mampu mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik dari pembaca sangat kami harapkan, yang nantinya akan membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Daftar Pustaka
Fathurrohman,Pupuh.2007.”Strategi
Belajar Mengajar”.Bandung:Refika Aditama
http://manbaululuumgs.blogspot.com/2012/05/strategi-pemb-kedudukan-pemilihan-dan.html
Mustofa,Bisri.2012.”Metode
dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab”.Malang:UIN-Malang Press
Prabowo,Sugeng
Listyo.2010.”Perencanaan Pembelajaran”.Malang:UIN-Malang Press
Riyanto,Yatim.2010.”Paradigma
Baru Pembelajaran”.Jakarta:Kencana
Uno,Hamzah B.2007.”Model
Pembelajaran”.Jakarta:Bumi Aksara
[1] Yatim
Riyanto,2009.”paradigma baru pembelajaran”.Jakarta:Kencana.hal:20-21
[2] Pupuh
fathurrohman,2007.”startegi belajar mengajar”.Bandung:Refika Aditam.hal:3
[3] Bisri
mustofa,2012.”metode dan strategi pembelajaran bahasa arab”.Malang:UIN-Malang
Press.hal:67
[4]
Ibid.hal:67
[5]
Ibid.hal:67
[6] Sugeng
Listyo Prabowo.2010.”perencanaan pembelajaran”.Malang:UIN-Malang Press.hal:91
[7]
Ibid.hal:106-107
[8] Sugeng
Listyo Prabowo.2010.”perencanaan pembelajaran”.Malang:UIN-Malang Press.hal:97
[9] Sugeng
Listyo Prabowo.2010.”perencanaan pembelajaran”.Malang:UIN-Malang Press.hal:108-114
0 komentar:
Posting Komentar