BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memili media pembelajaran, antara lain tujuan
pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa jyasau setekag oenbekaharab berkabgsybgm dab
jibtejs oenbekaharab ternasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Tak bisa dipungkiri, dewasa ini media telah
menjadi bagian dari kehidupan kita. Di negara maju, media telah mempengaruhi
hampir sepanjang waktu hidup seseorang. Bahkan seorang insinyur ternama Amerika
Serikat, B. Fuller mengatakan bahwa media telah menjadi "orang tua
ketiga" bagi anak (guru adalah orang tua kedua). Meskipun perkembangannya
di Indonesia belum mencapai taraf seperti itu, namun kecenderungan ke arah itu
sudah mulai tampak. Dalam dunia
pendidikan dan pembelajaran, peranan media juga tidak bisa diabaikan.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media
tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Namun kenyataanya bagian inilah yang masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain:
terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang
tepat, tidak tersedianya biaya, dll. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi
jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam
hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa banyak jenis media yang bisa
dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya
maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki
karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih
media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
fungsi media sebagai belajar?
2. Bagaimana
fungsi manipulatif media pembelajaran?
3. Bagaimana
fungsi fiksatif media pembelajaran?
4. Bagaimana
fungsi distributif media pembelajaran?
5. Bagaimana
fungsi psikologis media pembelajaran?
6. Bagaimana
fungsi sosio kultural media pembelajaran?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
fungsi media sebagai belajar
2. Mengetahui
fungsi manipulatif media pembelajaran
3. Mengetahui
fungsi fiksatif media pembelajaran
4. Mengetahui
fungsi distributif media pembelajaran
5. Mengetahui
fungsi psikologis media pembelaran
6. Mengetahui
fungsi sosio kultural media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi
dan Peran Media Pembelajaran
Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arief,dkk:1986). Menurut Gagne dalam media pendidikan,
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar, jadi media pembelajaran merupakan suatu penghubung
antara siswa dan guru dapat memahami konsep-konsep yang abstrak.
Media memiliki banyak
fungsi, adapun fungsi media pembelajaran di bagi menjadi dua, yaitu fungsi
secara umum dan secara khusus.
- Umum
o Membawa
pesan (materi) dari sumber pesan (guru) ke penerima pesan (murid)
- Khusus
o Menarik
perhatian murid
§ Dengan
bentuknya
§ Dengan
warnanya
§ Dengan
asesorisnya
§ Dengan
adanya unsur gerak dan suara
o Memperjelas
penyampaian pesan (syaratnya: pengkodean pesan harus benar)
§ Dengan
audio
§ Dengan
visual
§ Dengan
perabaan
§ Dengan
Penciuman
o Menghindari
terjadinya verbalisme dan salah tafsir. Contohnya: guru menerangkan warna hijau
bahwa benda yang warnanya hijau adalah daun. Tetapi anak tidak diberi media
daun sebagai contoh, sedangkan masing-masing anak pernah melihat daun yang
warnanya tidak hanya hijau mungkin merah. sehingga warna merah dianggap warna
hijau
o Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan biaya. Contoh: guru tidak perlu mengajak siswa
ke kebun binatang hanya untuk mengenalkan berbagai macam hewan, hanya dengan
menampilkan foto atau miniaturnya (media) maka akan meminimalisir waktu dan
biaya serta waktu.
o Mengefektifkan
kegiatan belajar anak. Dengan mendatangkan media maka anak akan semakin cepat
memperoleh pengetahuan sehingga tidak membuang waktu.
Selain itu media juga mempunya banyak fungsi, diantaranya :
1. Fungsi
Media Sebagai Belajar
Dalam suatu
proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan
media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai,
meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikann dalam memilih
media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan
siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa.
Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Mengutip
definisi Hamalik dalam buku “media pengajaran” (1997:16) yang mengemukakan
bahwa fungsi dari media pembelajaran diantaranya yaiu dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa, membantu
kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran dan
juga dengan media pemeblajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa,
media pengajaran juga dapat membantu meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya , memudahkan penafsiran data dan memadatkan
informasi.
Selain dari
fungsi yang dijabarkan di atas ada beberapa fungsi penting dari media pembelajaran
yaitu: fungsi media sebagai sumber belajar
Media
pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini
tersirat makna keaktifan, yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan
lain lain. Atau dengan kata lain media sebagai sumber belajar,
yaitu sebagai penyalur,
penyampai, penghubung
pesan pengetahuan dari pebelajar kepada pembelajar
Fungsi media pembelajaran sebagai sumber
belajar adalah fungsi utamannya di samping adanya fungsi-fungsi
lain -lainya. Sehingga untuk beberapa hal media pembelajaran dapat
menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Misalnya ketika guru
menyuruh siswanya untuk membaca buku pelajaran. Hal ini, buku menggantikan guru
sebagai sumber belajar siswa. Dengan membaca buku, siswa memperoleh ilmu serta
informasi yang tertulis di sana.
Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul
“Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Belajar” (1992:1-2) menyebutkan bahwa
sumber belajar pada hakekatnya merupakan komponen sistem instruksional yang
meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Belajar adalah proses aktif dan konstruktif
melalui suatu pengalaman dalam memperoleh informasi. Dalam proses aktif
tersebut, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi
siswa. Artinya melalui media peserta didik memperoleh pesan dan informasi
sehingga membentuk pengetahuan baru pada siswa. Dalam batas tertentu, media
dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber informasi/pengetahuan bagi
peserta didik. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan memudahkan proses belajar
mengajar.
Kemudahan tersebut tentunya akan membuat
proses transfer ilmu semakin cepat dan tepat. Misalnya ketika guru kelas 1 SD
mengajarkan penjumlahan dalam matematika. Bagi siswa yang baru memulai mengenal
penjumlahan tentu akan sulit untuk mengoperasikannya melalui angka-angka.
Mengingat kemampuan berpikir abstrak anak saat itu belum berkembang, alangkah
baiknya jika guru menggunakan benda seperti pulpen, lidi, kelereng. Dengan
demikian, siswa bisa melihat dan memahami secara visual proses pengoperasian
bilangan tersebut.
Media pembelajaran sebagai
sumber belajar memiliki makna bahwa media dapat menggantikan fungsi guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran baik ranah kognitif maupun ranah psikomotor.
Penggunaan media video pembelajaran yang dirancang dapat digabungkan
menggunakan pendekatan siswa aktif seperti diskusi dan presentasi sehingga
peran guru dalam pembelajaran tidak lebih dari fasilitator di dalam kelas.
2. Fungsi
Semantik Media Pembelajaran
Semantik berkaitan dengan “meaning”
atau arti dari suatu kata, istilah, tanda atau symbol. Fungsi
semantik adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata yang makna
atau maksudnya benar-benar di pahami oleh anak didik. Bahasa meliputi lambang
(simbol) dari isi yakni pikiran atau perasaan yang keduannya telah menjadi
totalitas pesan yang tidak dapat di pisahkan. Unsur-unsur dasar dari bahasa itu
adalah ”kata”. Jadi, gambar harimau di pakai sebagai simbol keberanian. Kata
akan bermakna bila telah di rujukan kepada sejumlah objek tertentu.
Manusialah
yang memberi makna kepada kata pada konteks pendidikan dan pembelajaran.
Gurulah yang menjadi makna pada setiap kata yang di sampaikannya. Apabila
simbol-simbol kata verbal tersebut hanya merujuk kepada benda, misalnya candi
borobudur, jantung manusia, ikan paus, maka masalah komunikasi akan menjadi
sederhana, artinya guru tidak terlalu sulit untuk menjelaskannya.
Namun
apabila kata tersebut merujuk kepada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan,
hubungan konsep, dan lain-lain. Maka masalah komunikasi akan menjadi rumit bila
komunikasinya menggunakan bahasa verbal. Namun untuk guru yanng kreatif maka
akan mendayagunakkan media pembelajaran secara tepat hal itu akan dirasakan
mudah, yakni dengan memberikan penjelasan melalui bahasa dramatisasi, simulasi,
cerita (mendongeng), cerita bergambar dan lain-lain
Fungsi semantik sebuah media pembelajaran memiliki makna
bahwa simbol, gambar, foto, tabel, maupun grafik yang ditampilkan dalam
menjelaskan sebuah topik pembelajaran yang abstrak menjadi konkret dalam
pemahaman siswa. Materi pembelaran yang sulit pahami oleh siswa yang
disampaikan secara verbalis, media pembelajaran merupakan media yang mampu
menjembatani guru untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Gambar
memang tidak memiliki kata-kata, tapi gambar diketika ditayangkan dihadapan
siswa memiliki ratusan bahkan ribuah kata yang memiliki banyak arti, sehingga
materi abstrak akan lebih konkret dan bermakna menggunakan media.
3.
Fungsi Manipulatif Media
Pembelajaran
Manipulatif,
artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai
macam perubahan (manipulasi) penampilannya (meliputi ukuran atau kecepatannya) sesuai
keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula
diulang-ulang penyajiannya.[1]Misalnya
contoh kecepatan: pertumbuhan tanaman jagung mulai dari menanam biji sampai
panen, caranya dengan mempotretnya lalu foto tersebut di jadikan satu dan
dipercepat.
Fungsi
manipulatif ini juga di dasarkan pada ciri ciri (karakteristik) umum. Media memiliki
dua kemampuan, yakni mengatasi batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan
inderawi.
1.
kemampuan media pembelajaran yang mengatasi ruang dan waktu, yaitu :
a. Kemampuan media dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang
sulit
di hadirkan
dalam bentuk aslinya. Sehingga media dapat menampilkan objek yang manipulatif.
Yang sesuai dengan aslinya. Karena objek aslinya sulit untuk dihadirkan. Contoh
dalam pembelajaran bahasa arab: kita
memberikan mufrodat mobil, tidak mungkin seorang guru menghadirkan mobil yang
sesungguhnya, maka alternatif guru menggambarkan sebuah mobil sehingga peserta
didik dapat membayangkan bentuk mobil.
b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang
menyita waktu panjang menjadi
singkat.
c.Kemempuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa
yang telah terjadi.
2.
kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan inderawi
manusia, yaitu :
a.
Membentu siswa memahami objek yang sulit di amati karena terlalu
kecil, seperti molekul, atom, dan sel.
b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu
c. Membantu siswa dalam memahamiobjek yang membutuhkan kejelasan
suara, seperti cara membeca al qur’an sesuai denan kaidah tajuwid.
d. Membantu siswa memahami objek yang terlalu kompleks,
misalnya menggunakan diagram, peta, dan gerafik.
4. Fungis
Fiksatif Media Pembelajaran
Fungsi ini berkenaan
dengan kemampuan suatu media untuk menangkap, menyimpan kembali suatu objek
atau kejadian yang sudah lama terjadi.
Fiksatif, artinya dapat merekam, menangkap, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. [2]
Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam,
difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan
dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Caranya dengan digambar,
ditulis, difoto, dishooting, direkam.
5. Fungsi
Distributif Media Pembelajaran
Fungsi
distributif media pembelajaran berarti bahwa dalam sekali penggunaan satu
materi, objek atau kejadian, dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah
besar (tak terbatas) dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat
meningkatkan efesiensi baik waktu maupun biaya. contoh: disuatu RT ingin mengumumkan bahwa ada orang
meninggal, dengan menggunakan media microphone di Masjid maka informasi
tersebut dapat segera disebarluaskan.
Dengan penggunaan media
pembelajaran, kejadian atau objek pada suatu tempat dapat disebarkan ke tempat
lain dengan mudahnya. Rekaman film dan foto, pada era digital sekarang dengan
sangat mudah didistribusikan tanpa terkendala ruang dan waktu. Kejadian di
daerah-daerah yang sulit atau bahkan tidak mungkin dikunjungi oleh siswa dapat
dihadirkan di ruang kelas mereka tanpa memerlukan banyak usaha keras.
Penggunaan internet atau perangkat penyimpan data seperti flashdisk, CD, dan
sebagainya memudahkan bahan-bahan pembelajaran tersebut didistribusikan.
Konsistensi informasi yang terdapat didalamnya akan selalu terjaga sebagaimana
aslinya .
6. Fungsi
Psikologis Media Pembelajaran
Dari segi psikolgis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi
seperti fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif dan
fungsi motivasi.
1. Fungsi
Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatka perhatian (attention) siswa terhadap
materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam
sistem saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya
saraf penghambat para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada
rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuang rangsangan yang lainnya.
Dengan adanya media yang tepat dan berguna, maka siswa akan tertarik dan
pembelajaran akan menyenangkan tidak monoton.
2. Fungsi
Afektif
Yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan
siswa terhadap sesuatu.
Perlu diingat bahwa antara tingkah laku afektif dan tingkah laku kognitif
selalu terjalin erat. Pemisah antara keduanya hanyalah perbedaan tekanan.
Media pembelajaran yang tepat dan berguna dapat meningkatkan sambutan atau
penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau stimulus itu berupa
kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan
untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada
pelajaran yang diikutinya. Apabila hal tersebut terus dilakukan secara terus
menerus, tidak menutup kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan
penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diperolehnya, dan pada
tingkat tertentu nilai-nilai atau norma-norma itu akan diterimanya dan
diyakininya. Kemudian terjadilah pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma,
kepercayaan, ide dan sikap menjadi sistem batin yang konsisten disebut sebagai
karakterisasi (Krathwokl, et.al sebagai dikutip Jahja Qahar, 1982: 11-12).
Contohnya televisi, video dan audio sebagai fungsi afektif media
pembelajaran.
3. Fungsi Kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan
menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang
dihadapinya, baik objek itu berupa benda, orang atau kejadian. Objek-objek itu
direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan atau lambang, yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang
bersifat mental (WS. Winkel, 1989:42). Misalnya, seorang siswa yang belajar
melalui peristiwa, atau melihat bendanya langsung. Maka siswa tersebut akan
menceritakan kembali apa yang telah dialaminya kepada temannya dalam bentuk
berupa gagasan-gagasan dan tanggapan-tanggapan yang keduanya bersifat mental.
Jelaslah kiranya media pembelajaran telah ikut andil dalam mengembangkan
gagasan yang dimilikinya, atau semakin kaya dan luas alam pikiran kognitifnya.
Pembahsan tentang aktivitas kognitif ini , meliputi persepsi, megingat,
berpikir.
4. Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa.
Imajinasi menurut Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin, 1993: 239)
adalah proses menciptakan objek atau peristiea tanpa pemanfaatan data teoritis.
Pengarang cerita anak-anak, Dwianto Setyawan sebagaimana dikutip Tri Agung
Kristanto (Shinta Rahmawati, 2001:15) menandaskan, orang dewasa seharusnya
jangan mematikan imajinasi dan fantasi anak. Kalau anak-anak berfantasi tentang
robot, pesawat angkasa luar atau cerita lainnya hendaknya jangan dilarang, lalu
dipaksa untuk menyesuaikan dengan imajinasi dan fantasi yang dimiliki orang
dewasa. Imajinasi dan fantasi yang dimiliki anak berbeda dengan orang dewasa.
Seniman Leornardo da Vinci, demikian menurut Agung Kristanto (Shinta
Rahmawati, 2001:16) adalah contoh orang yang memiliki imajinasi dan fantasi
yang sangat tinggi. Jauh sebelum helikopter dan pesawat terbang ada, Leonardo
da Vinci sudah menuangkannya dalam bentuk gambar.
5. Fungsi Motivasi
Motivasii merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian
motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini seorang guru untuk
mendorong, mengaktifkan dan menggerakan siswanya secara sadar untuk telibat
secara aktif dalam proses pembelajaran.
Guru dapat memotivasi siswa dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan
dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Donald O. Hebb (Aminuddin
Rasyad, 2003:93) menyebut cara pertama adalah arousal dan kedua expectancy.
Arousal adalah suatu usaha guru untuk membangkitkan intrinsic motive
siswanya, sedangkan expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika
timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan
dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu
pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa-bahkan yang dianggap
lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui
pemanfaatan media pembelajaran Jadi dengan adanya media pembelajaran tersebut,
siswa akan terdorong keinginannya untuk menerima dan memahami pelajaran yang
akan disampaikan.
Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian
motivasi merupakan usaha dari pihak luar adalah guru untuk mendorong,
mengaktifkan, menggerakkan siswannya untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat
belajarnnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Harapan akan
tercapainnya hasrat dan tujuan dapat menjadi motivasi yang di timbukan guru
kedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara
memudahkan siswa, bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam memahami dan
menerima isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat
guna.
7. Fungsi
Sosio Kultural Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran dilihat
dari sosio kultural, yaitu mengatasi hambatan sosio kultural antar peserta
komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami para siswa yang
memiliki jumlah yang cukup banyak (paling tidak dalam satu kelas berjumlah 40
orang). Masing masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda apalagi
dihubungkan dengan adaptasi, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain lain.
Sedangkan dari pihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan dilakukan
secara sama untuk setiap siswa. Tentunya guru akan menghadapi kesulitan
terlebih guru harus mengatasinya sendiri. Apalagi bila latar belakang dirinnya
(guru) baik adat, budaya, lingkungan, dan pengalaman yang berbeda dari para
siswannya. Hal ini dapat di atasi dengan media pembelajaran, karena media
pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.[3]
Fungsi sosiokultural sebuah media
pembelajaran memiliki makna bahwa media memiliki kemampuan untuk menyamakan
persepesi dalam pembelajaran. Persepsi berbeda yang diterima oleh siswa antara lain
disebabkan oleh hambatan sosiokultural seperti adat kebiasaan, kepercayaan,
nilai yang berlaku, dan norma. Sebagai contoh adalah warna merah berarti berani
bagi bangsa Indonesia namun akan berbeda bagi bangsa China yaitu warna
keberuntungan.
Dapat disimpulkan bahwa media juga
berfungsi menyatukan perbedaan-perbedaan yang muncul akibat berbagai macam
budaya, kebiasaan, lingkungan dan lain-lain. Karena media dapat menyamakan
persepsi dalam pembelajaran.
Berdasarkan
fungsi-fungsi media tersebut di atas media video pembelajaran dikembangkan
sesuai dengan karakteristik materi yang ingin disampaikan. Media video
pembelajaran memperbanyak tanaman dengan sambung pucuk didesain untuk mengatasi
berbagai masalah dalam pembelajaran dengan memperhatikan berbagai fungsi media
antara lain membangkitkan minat dan motivasi siswa, menambah pengetahuan siswa
dan merupakan media untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga persepsi
yang berbeda oleh siswa dapat diminimalkan.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
· Fungsi media pembelajaran ada 2, yaitu:
a.
secara umum
Membawa
pesan (materi) dari sumber pesan (guru) ke penerima pesan (murid)
b.
secara khusus
ü menarik
perhatian murid
ü memperjelas
penyampaian pesan (syaratnya:
pengkodean pesan harus benar)
ü menghindari
terjadinya verbalisme dan salah tafsir.
ü Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan biaya.
ü Mengefektifkan
kegiatan belajar anak.
·
Adapun fungsi media pembelajaran yang lain, diantaranya:
1.
Fungsi media sebagai belajar
Peserta
didik memperoleh pesan dan informasi sehingga membentuk pengetahuan baru pada
siswa. Dalam batas tertentu, media dapat menggantikan fungsi guru sebagai
sumber informasi/pengetahuan bagi peserta didik. Media pembelajaran sebagai
sumber belajar merupakan suatu komponen system pembelajaran yang meliputi
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi
hasil belajar peserta didik.
2.
Fungsi semantik media pembelajaran
kemampuan
media dalam menambah perbendaharaan kata (simbolvariabel) yang maknanya
benar-benar dipahami oleh peserta didik. Bahasa meliputi lambang (simbol) yang
mana peran guru untuk menginfornasikan kepada peserta didik tentang
simbol-simbol itu, jadi dengan bantuan guru siswa dapat memahami makna media
pembelajaran dalam bentuk simbol.
3.
Fungsi manipulatif media pembelajaran
suatu
obyek atau kejadian dengan menggunakan media dapat dirubah (dimanipulasi)
penampilannya (meliputi ukuran dan atau kecepatannya) disesuaikan dengan
kebutuhan.
4.
Fungsi fiksatif media pembelajaran
fungsi yang berkenaan dengan
kemampuan suatu media untuk menangkap, menyimpan kembali suatu objek atau kejadian
yang sudah lama terjadi.
5. Fungsi distributif media pembelajaran
Fungsi distributif media
pembelajaran berarti bahwa dalam sekali penggunaan satu materi, objek atau
kejadian, dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar (tak terbatas)
dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat meningkatkan efesiensi baik
waktu maupun biaya.
6. Fungsi psikologis media pembelajaran
Dari
segi psikolgis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi seperti fungsi
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif fungsi imajinatif dan fungsi motivasi.
7. Fungsi sosio
kultural media pembelajaran
Fungsi sosiokultural sebuah media
pembelajaran memiliki makna bahwa media memiliki kemampuan untuk menyamakan
persepesi dalam pembelajaran. Persepsi berbeda yang diterima oleh siswa antara
lain disebabkan oleh hambatan sosiokultural seperti adat kebiasaan,
kepercayaan, nilai yang berlaku, dan norma. Sebagai contoh adalah warna merah
berarti berani bagi bangsa Indonesia namun akan berbeda bagi bangsa China yaitu
warna keberuntungan.
B.
Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami tentang peran dan fungsi media pembelajaran
agar memudahkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga peserta didik
tidak merasa bosan di kelas dan tidak salah dalam menggunakannya. Dengan adanya
media, maka proses belajar mengajar di kelas mudah dan menyenangkan bagi para
peserta didik, sehingga tercipta suasana kelas yang aktif.
C.
DAFTAR PUSTAKA
Harsyad,
Azhar. 2009. Media
pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Mudhoffir. 1992. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber
Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Press
yudhicbred.wordpress.com/.../psikologi-pendidikan-dan-media-pembelajaran
estukuswara095060171sd.wordpress.com/.../fungsi-media-pembelajaran
file:///F:/Young%20Blood%20Jogja%20%20PERAN%20DAN%20FUNGSI%20MEDIA%20DALAM%20PEMBELAJARAN.htm
0 komentar:
Posting Komentar