Jumat, 12 September 2014

Pengertian,Pentingnya,Landasan dan Ciri-ciri Media Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dewasa ini, media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
                Dalam makalah ini terdapat beberapa penjelasan mengenai  Pengertian Media, Pentingnya, dan Landasan Penggunaan Media Pembelajaran serta ciri-ciri media.


1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan berbagai masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.2.1        Apa yang dimaksud media pembelajaran?
1.2.2        Apa urgensi dari media pembelajaran?
1.2.3        Landasan apa yang mendasari pemanfaatan media pembelajaran?
1.2.4        Bagaimana ciri-ciri media pembelajaran?


1.3  Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui berbagai manfaat makalah ini untuk:
1.3.1        Mengetahui pengertian media pembelajaran
1.3.2        Menjelaskan urgensi dari media pembelajaran
1.3.3        Menerangkan landasan yang mendasari pemanfaatan media pembelajaran
1.3.4        Memaparkan ciri-ciri media pembelajaran




BAB II
ISI

2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Dalam Webster Dictonary (1960), media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan dan penerima pesan. (Anitah, 2010: 4)
Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. (Asnawir, Basyiruddin Usman, 2002: 11) Gerlach & Ely (1980) menjelaskan pula bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Smaldino, dkk (2008) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa Latin yang berarti “antara” menunjuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima pesan. (Anitah, 2010 : 5)
Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media pembelajaran. Heinich dkk (1982) mengemukakan media pembelajaran sebagai berikut: Batasan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. (Arsyad, 2011: 4)
Media pembelajaran ini salah satu komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar hal tersebut dengan pendapat Gagne menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar”, seperti yang telah dikemukakan Gagne, penggunaan media pembelajaran juga dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar dikuatkan oleh pendapat Miarso bahwa: “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali”. Pada awal sejarah pembelajaran, media hanya sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pembelajaran. Berbeda dengan saat ini, kehadiran media pembelajaran juga dapat memberikan dorongan, stimulus maupun perkembangan aspek intelektual maupun emosional siswa. Pada awalnya alat bantu yang digunakan adalah alat bantu visual yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman melalui indra lihat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dapat memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Tetapi saat ini fungsinya harus dapat memotivasi belajar, membangkitkan kreativitas siswa, dan belajar berpikir tingkat tinggi. Kemudian dengan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi audio, pada pertengahan abad ke-20 lahirlah alat bantu audio visual yang terutama menggunakan pengalaman yang konkret untuk menghindari verbalisme. (Rusman dkk, 2013: 169-170)
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.




2.2 Pentingnya Media Pembelajaran
Penggunaan media dalam pengajaran bahasa (khususnya) bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas presentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman lansung melakukan sendiri , sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainya. (Soenjoyo, 1980: 10-11)
Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni: (www.unj.ac.id:2014)
a.   ketepatan media dengan tujuan pengajaran;
b.  dukungan terhadap isi bahan pelajaran;
c.   kemudahan memperoleh media;
d.  keterrampilan guru dalam menggunakannya;
e.   tersedia waktu untuk menggunakannya; dan
f.    sesuai dengan taraf berfikir anak.

Lebih lanjut John M. Lannon (1982:261) mengemukakan bahwa media pengajaran khususnya alat-alat pandang dapat:
a.    Menarik minat siswa.
b.    Meningkatkan pengertian siswa.
c.    Memberikan data yang kuat/terpercaya.
d.   Memadatkan informasi.
e.    Memudahkan menafsirkan makna.

Mudjiono, dkk. (1980: 2-3) menambahkan bahwa media pengajaran dapat membangkitkan motivasi belajar serta memberikan setimulus bagi kemauan belajar. Hal ini seiring dengan apa yang dikemukakan oleh prof. Mahmud Yunus dalam bukunya Al-Tarbiyah Wa At-ta’lim
انها اعظم تأثرا في الحواس واضمن للفهم .... فما راء كمن سمع
Maksudnya, baswasanya media pengajaran itu berpengaruh besar bagi indra dan lebih memudahkan (dapat menjamin) pemahaman.... orang yang melihat tidak sama dengan orang yang mendengar.
          Dr. Abdul Malik Ibrahim (1971: 432) menjelaskan bahwa media pengajaran sangat penting karena:
تجلب السرور للتلاميذ وتجدد نشاطهم وتحبب اليهم المدرسة انها تساعد علي تثبيت الحقائق في اذهان التلاميذ انها تحيي الدرس يطلبه استخدمها من الحركة والعمل
Maksudnya, media pegajaran dapat membangkitkan rasa senang dan gembira siswa-siswa serta memperbaruai semangat mereka. Rasa suka hati mereka untuk kesekolah akan timbul, dapat memantapkan pengetahuan pada benak para siswa, menghidupkan pelajaran kearena pemakaian media pengajaran membutuhkan gerak dan karya. Demikian pandangan para ahli tentang keistimewaan penggunaan meddia dalam pengajaran bahasa (khususnya). (Azhar, 2011: 16)
Media pelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar siswa. Karena pertama, berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam roses belajar siswa, antara lain: (Sudjana dan Rivai, 1999: 2)
a.  Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b.  Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan lebh baik.
c.  Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Media pembelajaran memberikan  manfaat yang besar untuk siswa dalam menangkap materi pelajaran dan mengingatnya, berikut beberapa manfaat media: (blogspot: 2014)
a)        Media pembelajaran dapat memperjelas penyampaian informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan hasil belajar
b)        Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar
c)        Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
d)       Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa- peristiwa yang terjadi di lingkungan mereka


2.3  Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat si penerima pesan. Di dalam proses penyampaian informasi ini dengan menggunakan saluran (media) maka komunikan akan menerima informasi/pesan tersebut melalui kelima panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecap). Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris.
2.3.1 Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis. (Arif, 2007: 35)
2.3.2 Landasan Psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. (Arif, 2007: 35)
Kajian psikologi menyatakan akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit dari pada yang absrtak. Berkaitan dengan hubungan konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran (Daryanto,2011:12) Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah Dale’s Cone of Experient (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale,1969)

Gambar 2.3.2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale


Hasil belajar siswa dalam krucut tersebut diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan,sampai pada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas dipuncak krucut semakin abstrak media penyampaian pesan. Perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar harus dimulai dengan jenis pengalaman yang paling bawah namun disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan seorang siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar  (Arsyad, 2011 : 10).
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film ( iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol , yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kmeudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment). (Arif, 2007: 35)
2.3.3 Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, penalaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalahan dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar. (Ibrahim, 2000: 42)
2.3.4 Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri. (Ibrahim, 2000: 42)

2.4 Ciri-ciri Media Pembelajaran
Karakteristik atau ciri-ciri spesifik dari setiap media pembelajaran berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan dari media tersebut. Karakteristik media pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan media tersebut untuk membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan kebutuhan belajar, berdasarkan tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemp (1975) mengungkapkan bahwa mengetahui karakteristik media pembelajaran merupakan dasar dalam pemilihan media sesuai dengan situasi belajar yang dihadapi. Menurut Arief S. Sadiman :1986 klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran (Asnawir dan Basyiruddin, 2002: 32)
Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan untuk menggunakannya, atau dari segi  kemampuan media tersebut untuk merangsang seluruh alat indera). Secara umum menurut Gerlach dan Ely media pembelajaran memiliki tiga karakteristik atau ciri berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran, (Arsyad, 2011: 12) ketiga ciri media pembelajaran tersebut adalah:

2.4.1 Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Fiksatif, menggambarkan kemampuan media pembelajaran untuk  merekam, menyimpan, mendokumentasikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat dilihat dan diulang kembali dengan media seperti fotografi, video dan rekaman audio visual. Suatu objek yang telah difoto atau direkam dengan dengan mudah dapat diputar kembali sebagai sarana dalam proses pembelajaran.
Karakteristik dari media ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, objek atau peristiwa yang telah direkam dan disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan dan diputar setiap saat tanpa ada batasan waktu. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dan tidak terulang lagi dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran.
Diantara media pembelajaran, gambar atau foto adalah media yang paling umum digunakan, media ini mengandung bahasa yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja dan kapan saja, pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Guru bisa memerintahkan murid untuk menceritakan apa saja yang dia lihat dari peristiwa yang ada dalam gambar atau film, misalnya gambar atau foto dari kejadian meletusnya Gunung Kelud dan bagaimana nasib para korban bencana tersebut. Prosedur laboratorium yang rumit juga bisa direkam dan diputar kembali untuk kemudian direproduksi beberapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun sacara kelompok guna kemajuan pembelajaran yang ada. (blogspot.com: 2013)

2.4.2 Ciri Manipulatif ( Manipulative Property )
Media memiliki kemampuan manipulasi artinya media tersebut dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan. Misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, dan dapat pula diulang-ulang kejadiannya. (wordpress.com: 2013)
Transfomasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lipse recording. Banyak peristiwa atau objek yang sulit diamati secara langsung akan dapat diamati dengan mudah melalui media pembelajaran berupa rekaman video dan foto. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi  kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saa menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. (Arsyad, 1997: 12-13)
Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk difoto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting / utama dari ceramah, pidato atau urutab suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Misalnya dalam pembelajaran istima’ bahasa arab, guru menampilkan video ceramah atau film, kemudian guru hanya akan menampilkan bagian penting yang sudah diedit sebelumnya, sehingga lebih efisien waktu. (blogspot.com: 2013 )
Kemampuan media dari cirri manipulative memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh, jadi apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga akan dapat mengubah sikap mereka ke arah yang tidak diinginkan.
Manipulasai kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasi rekaman juga dapat menghemat waktu, sehingga dalam waktu yang singkat dalam suatu urutan rekaman video atau fim yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul atau proses suatu kejadian. (Arsyad, 1997: 12-13)

2.4.3 Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.
Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas/beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman vidio, audio, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hamper sama dengan aslinya. Jadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu decade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian direproduksi berapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok. (Azhar, 2011: 14-15)
Dengan penggunaan media pembelajaran, kejadian atau objek pada suatu tempat dapat disebarkan ke tempat lain dengan mudahnya. Rekaman film dan foto, pada era digital sekarang dengan sangat mudah didistribusikan tanpa terkendala ruang dan waktu. Kejadian di daerah-daerah yang sulit atau bahkan tidak mungkin dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan di ruang kelas mereka tanpa memerlukan banyak usaha keras. Penggunaan internet atau perangkat penyimpan data seperti flashdisk, CD, dan sebagainya memudahkan bahan-bahan pembelajaran tersebut ddistribusikan. Konsistensi informasi yang terdapat didalamnya akan selalu terjaga sebagaimana aslinya. (blogspot.com: 2013)




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Banyak dari para pakar pendidikan yang menyebutkan arti dari media pembelajaran, singkatnya media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Penggunaan media dalam pengajaran bahasa (khususnya) bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas presentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman lansung melakukan sendiri , sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainyaMedia pelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar siswa. Karena pertama, berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam roses belajar siswa, antara lain:
a.         Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa.
b.        Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya.
c.         Metode mengajar akan lebih bervariasi.
d.        Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan filosofis, psikologis, teknologis, teoritis dan empiris. Sehingga kita dapat memahami betul penggunaan media pembelajaran dengan baik sesuai kebutuhan pembelajaran.
Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan untuk menggunakannya, atau dari segi  kemampuan media tersebut untuk merangsang seluruh alat indera). Secara umum menurut Gerlach dan Ely media pembelajaran memiliki tiga karakteristik atau ciri berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran yaitu ciri fiksatif, manipulative dan distributive.
3.2 Saran
Makalah ini baru baru sekedar memberikan gambaran fakta obyektif dari satu disiplin ilmu tentang pemanfaatan media pembelajaran, untuk itu disarankan kepada para akademisi untuk melakukan pembelajaran yang lebih mendalam dan lebih mendetail terhadap materi tersebut.
Pada tataran praktis disarankan untuk memperkaya pengetahuan yang terkait dengan pemanfaatan media pembelajaran pada umumnya dan penggunaannya dalam pembelajaran bahasa Arab lebih khususnya.




DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo.
Ibrahim, H, dkk. 2000. Media Pembelajaran. Malang: Universitas negeri Malang
Rusman dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sadiman, Arif.dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Usman, M. Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Alawiyah, Sarifatul. 2013. Konsep Belajar dan Media Pembelajaran. Diambil dari: sarifatul2alawiyah.wordpress.com/2013/04/14/konsep-belajar-dan-media-pembelajaran/ Diakses pada Hari Rabu, 25 Februari 2014 pukul 16:15
Faiq, Muhammad. 2013. Ciri Media Pembelajaran. Diambil dari: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/ciri-media-pembelajaran.html. Diakses pada Hari Senin, 23 Februari 2014 pukul 19:05
Novitasari, Arsita. 2014. Media Pembelajaran. Diambil dari: http://arsitanovitasari.blogspot.com/2014/01/media-pembelajaran.html. Diakses pada Hari Kamis, 27 Februari 2014 pukul 13:10

User. 2014. Pentingnya Media Pembelajaran. Diambil dari: http://www.unja.ac.id/fkip/index.php/media-pembelajaran/136-pentingnya-media-pembelajaran. Diakses pada Hari Kamis, 27 Februari 2014 pukul 13:15

0 komentar:

Posting Komentar