BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa
ini, media pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian
guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian
tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan
lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna
untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan
komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar
dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan
guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode
pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap pelajaran.
Dalam makalah
ini terdapat beberapa penjelasan mengenai
Pengertian Media, Pentingnya, dan Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
serta ciri-ciri media.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang masalah di atas, dapat dirumuskan berbagai masalah dalam makalah ini
sebagai berikut:
1.2.1
Apa yang
dimaksud media pembelajaran?
1.2.2
Apa urgensi
dari media pembelajaran?
1.2.3
Landasan apa
yang mendasari pemanfaatan media pembelajaran?
1.2.4
Bagaimana
ciri-ciri media pembelajaran?
1.3
Tujuan Makalah
Dari rumusan
masalah di atas, dapat diketahui berbagai manfaat makalah ini untuk:
1.3.1
Mengetahui
pengertian media pembelajaran
1.3.2
Menjelaskan
urgensi dari media pembelajaran
1.3.3
Menerangkan landasan
yang mendasari pemanfaatan media pembelajaran
1.3.4
Memaparkan
ciri-ciri media pembelajaran
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua
pihak atau kutub) atau suatu alat. Dalam Webster Dictonary (1960), media atau
medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau
alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau
dua hal. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu
yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan dan penerima pesan.
(Anitah, 2010: 4)
Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association
(NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional. (Asnawir, Basyiruddin Usman, 2002: 11) Gerlach & Ely (1980)
menjelaskan pula bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau
alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan
atau visual. Smaldino, dkk (2008) mengatakan bahwa media adalah suatu alat
komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa Latin yang berarti
“antara” menunjuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan
penerima pesan. (Anitah, 2010 : 5)
Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya
sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media
yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media
pembelajaran. Heinich dkk (1982) mengemukakan media pembelajaran sebagai
berikut: Batasan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut
media pembelajaran. (Arsyad, 2011: 4)
Media pembelajaran ini salah satu komponen proses belajar mengajar
yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar hal tersebut dengan pendapat Gagne menyatakan bahwa “media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat memberikan
rangsangan untuk belajar”, seperti yang telah dikemukakan Gagne, penggunaan
media pembelajaran juga dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya
proses belajar dikuatkan oleh pendapat Miarso bahwa: “Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali”. Pada awal
sejarah pembelajaran, media hanya sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru
untuk menyampaikan pembelajaran. Berbeda dengan saat ini, kehadiran media
pembelajaran juga dapat memberikan dorongan, stimulus maupun perkembangan aspek
intelektual maupun emosional siswa. Pada awalnya alat bantu yang digunakan
adalah alat bantu visual yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman
melalui indra lihat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dapat memperjelas dan
mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi
belajar. Tetapi saat ini fungsinya harus dapat memotivasi belajar,
membangkitkan kreativitas siswa, dan belajar berpikir tingkat tinggi. Kemudian
dengan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi audio, pada pertengahan
abad ke-20 lahirlah alat bantu audio visual yang terutama menggunakan
pengalaman yang konkret untuk menghindari verbalisme. (Rusman dkk, 2013:
169-170)
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat,
metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.
2.2 Pentingnya
Media Pembelajaran
Penggunaan media dalam pengajaran bahasa (khususnya) bertitik tolak
dari teori yang mengatakan bahwa totalitas presentase banyaknya ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan
tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman lansung melakukan sendiri ,
sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainya. (Soenjoyo, 1980:
10-11)
Media
pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan
seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa
saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media
pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan
faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang
perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media
pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni: (www.unj.ac.id:2014)
a.
ketepatan
media dengan tujuan pengajaran;
b.
dukungan
terhadap isi bahan pelajaran;
c.
kemudahan
memperoleh media;
d.
keterrampilan
guru dalam menggunakannya;
e.
tersedia
waktu untuk menggunakannya; dan
f.
sesuai
dengan taraf berfikir anak.
Lebih lanjut John M. Lannon (1982:261) mengemukakan bahwa media
pengajaran khususnya alat-alat pandang dapat:
a.
Menarik minat
siswa.
b.
Meningkatkan
pengertian siswa.
c.
Memberikan
data yang kuat/terpercaya.
d.
Memadatkan
informasi.
e.
Memudahkan
menafsirkan makna.
Mudjiono, dkk. (1980: 2-3) menambahkan bahwa media pengajaran dapat
membangkitkan motivasi belajar serta memberikan setimulus bagi kemauan belajar.
Hal ini seiring dengan apa yang dikemukakan oleh prof. Mahmud Yunus dalam bukunya
Al-Tarbiyah Wa At-ta’lim
انها اعظم تأثرا في الحواس واضمن للفهم
.... فما راء كمن سمع
Maksudnya, baswasanya media pengajaran itu berpengaruh besar bagi
indra dan lebih memudahkan (dapat menjamin) pemahaman.... orang yang melihat
tidak sama dengan orang yang mendengar.
Dr. Abdul Malik
Ibrahim (1971: 432) menjelaskan bahwa media pengajaran sangat penting karena:
تجلب السرور للتلاميذ وتجدد نشاطهم وتحبب
اليهم المدرسة انها تساعد علي تثبيت الحقائق في اذهان التلاميذ انها تحيي الدرس يطلبه
استخدمها من الحركة والعمل
Maksudnya, media pegajaran dapat membangkitkan rasa senang dan
gembira siswa-siswa serta memperbaruai semangat mereka. Rasa suka hati mereka
untuk kesekolah akan timbul, dapat memantapkan pengetahuan pada benak para
siswa, menghidupkan pelajaran kearena pemakaian media pengajaran membutuhkan
gerak dan karya. Demikian pandangan para ahli tentang keistimewaan penggunaan
meddia dalam pengajaran bahasa (khususnya). (Azhar, 2011: 16)
Media pelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar siswa.
Karena pertama, berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam roses belajar
siswa, antara lain: (Sudjana dan Rivai, 1999: 2)
a.
Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b.
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa,
dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan lebh baik.
c.
Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
d.
Siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain.
Media
pembelajaran memberikan manfaat yang
besar untuk siswa dalam menangkap materi pelajaran dan mengingatnya, berikut
beberapa manfaat media: (blogspot: 2014)
a)
Media
pembelajaran dapat memperjelas penyampaian informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan hasil belajar
b)
Media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar
c)
Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
d)
Media
pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa- peristiwa yang terjadi di lingkungan mereka
2.3 Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan,
perhatian dan minat si penerima pesan. Di dalam proses penyampaian informasi
ini dengan menggunakan saluran (media) maka komunikan akan menerima
informasi/pesan tersebut melalui kelima panca inderanya (penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecap). Ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain
landasasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris.
2.3.1 Landasan Filosofis
Ada
suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi
baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi.
Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi
dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa
dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan
karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat kemanusiaanya
diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai
dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang
penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika
guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga
diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang
lain,maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses
pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis. (Arif, 2007: 35)
2.3.2 Landasan Psikologis
Dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan
media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas
dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta factor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud
tersebut perlu diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik
perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan
pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. (Arif, 2007: 35)
Kajian psikologi menyatakan akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit
dari pada yang absrtak. Berkaitan dengan
hubungan konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran
(Daryanto,2011:12) Salah satu gambaran
yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media
dalam proses belajar mengajar adalah Dale’s Cone of Experient (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale,1969)
Gambar 2.3.2.1
Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Hasil
belajar siswa dalam krucut tersebut diperoleh mulai dari pengalaman langsung
(konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian
melalui benda tiruan,sampai pada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas
dipuncak krucut semakin abstrak media penyampaian pesan. Perlu dicatat bahwa
urutan-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar harus
dimulai dengan jenis pengalaman yang paling bawah namun disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan seorang siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan
situasi belajar (Arsyad, 2011 : 10).
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajarai hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan
continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran,
ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya
menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film ( iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol ,
yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Hal ini
juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua,
bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam
proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang
paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak
dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kmeudian
menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai
pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa
sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak
ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone
of experiment). (Arif, 2007: 35)
2.3.3 Landasan Teknologis
Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, penalaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran
merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan,
melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam
situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi pembelajaran, pemecahan masalahan dilakukan dalam bentuk: kesatuan
komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain
atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi
system pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang,
bahan, media, peralatan, teknik dan latar. (Ibrahim, 2000: 42)
2.3.4 Landasan Empiris
Temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih
suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah
guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut
jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut,
maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru,
tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar,
karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri. (Ibrahim,
2000: 42)
2.4 Ciri-ciri
Media Pembelajaran
Karakteristik atau ciri-ciri spesifik dari setiap media pembelajaran berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan dari media
tersebut. Karakteristik media pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan media
tersebut untuk membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, maupun
penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan kebutuhan belajar, berdasarkan
tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Kemp (1975) mengungkapkan bahwa mengetahui karakteristik
media pembelajaran merupakan dasar dalam pemilihan media sesuai dengan situasi belajar yang dihadapi.
Menurut Arief S. Sadiman :1986
klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan
yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran (Asnawir dan
Basyiruddin, 2002: 32)
Setiap jenis
media pembelajaran memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau
dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran
yang dapat diliput, dan kemudahan untuk menggunakannya, atau dari segi kemampuan media tersebut untuk merangsang
seluruh alat indera). Secara umum menurut Gerlach dan Ely media pembelajaran
memiliki tiga karakteristik atau ciri berdasarkan petunjuk penggunaan media
pembelajaran, (Arsyad, 2011: 12) ketiga ciri media pembelajaran tersebut
adalah:
2.4.1 Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Fiksatif, menggambarkan kemampuan media
pembelajaran untuk merekam, menyimpan,
mendokumentasikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat dilihat dan diulang kembali dengan media seperti fotografi, video dan rekaman
audio visual. Suatu objek yang telah difoto atau direkam dengan dengan mudah dapat diputar kembali sebagai sarana dalam
proses pembelajaran.
Karakteristik dari media ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, objek atau peristiwa yang telah
direkam dan disimpan
dengan format media yang ada dapat digunakan dan diputar setiap saat tanpa ada batasan waktu. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dan tidak
terulang lagi dapat diabadikan dan disusun kembali untuk
keperluan pembelajaran.
Diantara media pembelajaran, gambar atau foto
adalah media yang paling umum digunakan, media ini mengandung bahasa yang dapat
dimengerti dan dinikmati dimana saja dan kapan saja, pepatah cina mengatakan
bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Guru bisa memerintahkan murid untuk
menceritakan apa saja yang dia lihat dari peristiwa yang ada dalam gambar atau
film, misalnya gambar atau foto dari kejadian meletusnya Gunung Kelud dan
bagaimana nasib para korban bencana tersebut. Prosedur
laboratorium yang rumit juga bisa direkam dan diputar kembali untuk kemudian direproduksi beberapa kali pun pada saat diperlukan.
Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan
dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun sacara kelompok guna kemajuan
pembelajaran yang ada. (blogspot.com: 2013)
2.4.2 Ciri Manipulatif ( Manipulative Property )
Media
memiliki kemampuan manipulasi artinya media tersebut dapat menampilkan kembali
objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai
keperluan. Misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, dan dapat pula
diulang-ulang kejadiannya. (wordpress.com: 2013)
Transfomasi
suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative.
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam
waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lipse
recording. Banyak peristiwa atau objek yang sulit diamati secara langsung
akan dapat diamati dengan mudah melalui media pembelajaran berupa rekaman video
dan foto. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
menjadi kupu-kupu dapat dipercepat
dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu
kejadian dapat pula diperlambat pada saa menayangkan kembali hasil suatu
rekaman video. (Arsyad, 1997: 12-13)
Demikian
pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk difoto. Pada
rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. Media
(rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan
bagian-bagian penting / utama dari ceramah, pidato atau urutab suatu kejadian
dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Misalnya dalam
pembelajaran istima’ bahasa arab, guru menampilkan video ceramah atau
film, kemudian guru hanya akan menampilkan bagian penting yang sudah diedit
sebelumnya, sehingga lebih efisien waktu. (blogspot.com:
2013 )
Kemampuan
media dari cirri manipulative memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh, jadi
apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau
pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan
penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga
akan dapat mengubah sikap mereka ke arah yang tidak diinginkan.
Manipulasai
kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasi rekaman juga dapat menghemat
waktu, sehingga dalam waktu yang singkat dalam suatu urutan rekaman video atau
fim yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui
asal-usul atau proses suatu kejadian. (Arsyad, 1997: 12-13)
2.4.3 Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative
sama mengenai kejadian itu.
Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas/beberapa
kelas pada sekolah-sekolah di dalam wilayah tertentu, tetapi juga media itu
misalnya rekaman vidio, audio, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru
tempat yang diinginkan kapan saja.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat
direproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai
tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi
informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hamper sama dengan
aslinya. Jadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media
yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali
(dalam satu decade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk
keperluan pembelajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan
diatur untuk kemudian direproduksi berapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian
pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh
siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok. (Azhar, 2011:
14-15)
Dengan penggunaan media pembelajaran, kejadian atau objek pada
suatu tempat dapat disebarkan ke tempat lain dengan mudahnya. Rekaman film dan
foto, pada era digital sekarang dengan sangat mudah didistribusikan tanpa
terkendala ruang dan waktu. Kejadian di daerah-daerah yang sulit atau bahkan
tidak mungkin dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan di ruang kelas mereka
tanpa memerlukan banyak usaha keras. Penggunaan internet atau perangkat
penyimpan data seperti flashdisk, CD, dan sebagainya memudahkan bahan-bahan
pembelajaran tersebut ddistribusikan. Konsistensi informasi yang terdapat
didalamnya akan selalu terjaga sebagaimana aslinya. (blogspot.com: 2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak dari para pakar pendidikan yang menyebutkan arti dari media
pembelajaran, singkatnya media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Penggunaan media dalam pengajaran bahasa (khususnya) bertitik tolak
dari teori yang mengatakan bahwa totalitas presentase banyaknya ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan
tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman lansung melakukan sendiri , sedangkan
selebihnya melalui indra dengar dan indra lainyaMedia pelajaran dapat
mempertinggi kualitas proses belajar siswa. Karena pertama, berkenaan dengan
manfaat media pengajaran dalam roses belajar siswa, antara lain:
a.
Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa.
b.
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya.
c.
Metode
mengajar akan lebih bervariasi.
d.
Siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar.
Ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain
landasasan filosofis, psikologis, teknologis, teoritis dan empiris. Sehingga
kita dapat memahami betul penggunaan media pembelajaran dengan baik sesuai
kebutuhan pembelajaran.
Setiap
jenis media pembelajaran memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan
atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup
sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan untuk menggunakannya, atau dari segi kemampuan media tersebut untuk merangsang
seluruh alat indera). Secara umum menurut Gerlach dan Ely media pembelajaran
memiliki tiga karakteristik atau ciri berdasarkan petunjuk penggunaan media
pembelajaran yaitu ciri fiksatif, manipulative dan distributive.
3.2 Saran
Makalah
ini baru baru sekedar memberikan gambaran fakta obyektif dari satu disiplin
ilmu tentang pemanfaatan media pembelajaran, untuk itu disarankan kepada para
akademisi untuk melakukan pembelajaran yang lebih mendalam dan lebih mendetail
terhadap materi tersebut.
Pada
tataran praktis disarankan untuk memperkaya pengetahuan yang terkait dengan
pemanfaatan media pembelajaran pada umumnya dan penggunaannya dalam
pembelajaran bahasa Arab lebih khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran.
Surakarta: Yuma Pressindo.
Ibrahim,
H, dkk. 2000. Media Pembelajaran. Malang: Universitas negeri Malang
Rusman dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sadiman, Arif.dkk. 2007. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Usman, M. Basyiruddin. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Alawiyah, Sarifatul. 2013. Konsep Belajar dan Media Pembelajaran.
Diambil dari: sarifatul2alawiyah.wordpress.com/2013/04/14/konsep-belajar-dan-media-pembelajaran/ Diakses pada Hari Rabu, 25 Februari 2014
pukul 16:15
Faiq, Muhammad. 2013. Ciri Media Pembelajaran. Diambil dari:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/ciri-media-pembelajaran.html.
Diakses pada Hari Senin, 23 Februari 2014 pukul 19:05
Novitasari, Arsita. 2014. Media Pembelajaran. Diambil dari: http://arsitanovitasari.blogspot.com/2014/01/media-pembelajaran.html.
Diakses pada Hari Kamis, 27 Februari 2014 pukul 13:10
User. 2014. Pentingnya Media Pembelajaran. Diambil dari: http://www.unja.ac.id/fkip/index.php/media-pembelajaran/136-pentingnya-media-pembelajaran.
Diakses pada Hari Kamis, 27 Februari 2014 pukul 13:15
0 komentar:
Posting Komentar