'Oase Dakwah'
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Edisi 28 Dzulhijjah 1435 H
Kamis, 23 Oktober 2014 M
"Bukti
Syukur"
“Karena itu, ingatlah kamu
kepada-ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaku, dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku.’ (QS. Al-Baqarah:152)
Tidak sedikitpun manusia tidak
lepas dari kenikmatan yang diberikan oleh Allah swt. Dari bangun tidur sampai
tertidur kembali dimalam hari, kenikmatan allah selalu tercurah dengan berbagai
wujud. Diantara kenikmatan-nya adalah fisik tubuh kita yang demikian sempurna
dengan bermacam-macam organ beserta fungsinya masing-masing. Allah ciptakan
alam seisinya yang dapat kita gunakan sebagai sarana mempermudah untuk
menjalani hidup sehari-hari seperti tanah, air, langit, matahari, udara dan
sebagainya.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
kenikmatan iman dan islam yang insyaallah akan membawa kita menuju keselamatan
hidup didunia dan diakhirat.
Begitu banyak nikmat Allah dan
tak sedikitpun berhenti di curahkan oleh-Nya pada kita, maka allah
memerintahkan agar kita bersyukur pada- Nya serta membuktikan dalam bentuk
nyata.
Allah berfirman :“Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. “(QS. Al- Baqarah: 152)
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu,
maka hendaklah kamu nyatakan (dengan bersyukur)”. (Adh- Dhuha : 11)
Adapun bukti bahwa kita
benar-benar bersyukur pada Allah adalah:
1.Menyadari Nikmat Dari Allah
“Berkatalah seorang yanmempunyai
ilmu dari Al-Kitab : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip”. Maka tatkala dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak
dihadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah
aku bersyukur atau mengingari (nikmat- Nya). Dan barang siapa bersyukur maka sesungguhnya
dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, Maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An-Naml:40)
Ayat diatas menjelaskan bahwa
ketika Nabi Sulaeman merasa mendapat kenikmatan berupa dapat di pindahkan-nya
singgasana Ratu Bilqis ke hadapannya dengan sangat cepat, ia menyadari dan
berkata bahwa karunia itu adalah dari Allah semata, bukan karna kemampuan-nya
sendiri. Bahkan kenikmatan-kenikmatan yang lainnya seperti kerajaan, kekuasaan,
harta benda, memahami bahasa binatang dan mukjizat yang lainnya juga
disadarinya bahwa semua itu hanyalah milik Allah yang di titipkan kepadanya.
Orang yang menyadari bahwa kenikmatan atau harta benda yang ada padanya adalah
milik Allah maka ia tidak akan sombong atau membanggakan diri, tidak akan
menzholimi atau menyia-nyiakan nikmat tersebut, tapi akan menjaganya dan
memeliharanya, dan akan mentasyarufkannya dijalan yang diridhoi Allah.
2.Menjaga Sholat .
“Sesungguhnya kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karna Tuhanmu
dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang
terputus. (QS. Al-kautshar: 1-3) Surat Al-Kautshar diatas menginformasikan
bahwa Allah telah memberi kenikmatan yang melimpah pada Nabi Muhammad juga pada
umatnya. Sebagai konsekuensinya ia memerintahkan beliau dan kita semua untuk mensyukurinya
dalam bentuk sholat dan berqurban yang sekaligus sebagai bentuk penghambaan
kita pada Allah yang telah memberi nikmat tersebut.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan
bahwa ketika Nabi Muhammad sholat malam sampai bengkak telapak kakinya, A’isyah
bertanya: kenapa engkau buat seperti itu, bukankah Allah telah mengampuni
dosa-dosamu yang dahulu maupu yang akan datang? Beliau menjawab bahwa ia ingin
menjadi hamba yang bersyukur.
Maka sebagai bukti seseorang
bahwa ia bersyukur pada Allah adalah menjaga dan menyempurnakan sholat dari
berbagai sisi. Sholat yang sempurna antara lain tidak pernah meninggalkan
sholat wajib sekalipun, dikerjakan diawal waktu, terpenuhi syarat dan rukun
nya, menambah dengan sholat-sholat sunah, sholat dengan khusyu, berjama’ah bagi
laki-laki, dan sebagainya.
3.Berkurban / Bersedekah.
Masih sebagaimana yang di
sebutkan dalam surat Al-Kautsar diatas, untuk membuktikan rasa syukur, allah
tidak hanya memerintahkan untuk menyempurnakan sholat saja, tapi juga berqurban
pada saat idul adha. Demikian juga dengan kiiisah Habil yang sukses dengan
usaha ternaknya, dan Qobil yang sukses dengan usaha perkebunan nya, maka
bapaknya yaitu Nabi Adam memerintahkan kepada Qobil untuk berkurban dengan
sebagian hasil kebunnya, dan Habil berkurban dengan sebagian hasil binatangnya.
Qurban Habil dan Qobil adalah
salah satu bukti syukurnya atas nikmat keberhasilan usahanya. Allah juga
memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk berkurban seekor domba sebagai bentuk syukur
kepada Allah, setelah ia berhasil melalui berbagai ujian dari-Nya seperti
kesiapan menyembelih putranya ismail walaupun tidak jadi di laksanakan.
Hasil penyembelihan domba
tersebut dibagi- bagikan bersama warga sekitar. Dalam makna yang lebih luas,
sebagai bukti syukur antara lain adalah memberikan sebagian rizki yang ada pada
diri kita kepada pihak yang membutuhkan sebagai shodaqoh.
4.Ber tasbih dan Ber istigfhar .
“Apabila telah datang pertolongan
Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong,. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah maha penerima taubat.” (QS. Al- Fath:1-3)
Surat Al-Fath diatas
memberitahukan kepada Nabi Muhammad bahwa suatu saat kota mekah akan bias di
taklukan setelah sebelumnya kekuasaan kafir makkah sangat dominan atas ummat
islam pada saat periode makkah. Pada saat sudah terjadi nanti terbuka-nya kota
makkah, ummat islam akan bertambah semakin banyak, Allah memerintahkan agar
Muhammad mensykuri nya dengan memperbanyak berdzikir padanya, bertasbih, memuji
allah dan beristigfhar (bertaubat)
Untuk mengungkapkan rasa syukur
pada Allah bukanlah cara berpasta pora, berfoya-foya atau mengadakan
acara-acara yang melainkan aturan Allah, tapi justru dengan lebih banyak
mendekatkan diri dan berbuat pada Allah. Berapa banyak orang lupa diri bahkan
menjadi tersesat setelah mendapat karunia yang berlimpah dari Allah karena
tidak diiringi dengan nikmat.
Dengan berdzikir dan bertaubat
ini manusia berharap agar kenikmatan Allah itu justru membawa pada kebaikan
didunia dan akhirat.
5.Menggunakan Nikmat Dijalan yang
Benar.
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian ) negri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash:77) Dalam suatu ayat
sebelumnya, Al-Qashash:76 Allah menceritakan tentang Qarun yang mendapat nikmat
berupa harta yang banyak tapi justru ia tidak bersyukur pada Allah bahkan
kufur. Selanjutnya dalam ayat yang ke 77 diatas Allah memerintahkan agar kita
menggunakaan kenikmatan dari Allah sebagai sarana untuk meriah kebaikan atau
pahala diakhirat. Sebagai salah satu bukti syukur kita pada Allah adalah dengan
memanfaatkan dan menyalurkan kenikmatan Allah pada jalan yang di ridhoi Allah, baik
kenikmatan harta, badan, jabatan, ilmu, maupun kenikmatan-kenikmatan yang
lainnya.
Semoga Allah menjadikan kita
sebagai orang yang bersyukur atas segala kenikmatan yang di berikan Allah swt
dengan syukur dalam makna yang seluas-luas nya.. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar