BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
suatu proses pembelajaran, khususnya dalam proses pembelajaran bahasa, media
sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Fungsi media
dalam pembelajaran bahasa sangat urgent, sebagai sarana (wasail)
penyampai pesan seorang pendidik kepada peserta didik. Dalam proses
pembelajaran bahasa, media digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam
mempelajari bahasa itu sendiri. Selain itu juga dapat mempermudah pendidik
menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada peserta didiknya.
Keberhasilan
suatu pencapaian pembelajaran ditentukan tidak hanya dari hasil nilai yang
didapat peserta didik ketika berada di dalam kelas. Akan tetapi, suatu
pembelajaran dapat dikatakan berhasil manakala peserta didik mampu menyerap
semua informasi yang disampaikan pendidik dengan baik, sehingga mampu mengingat
dan mengaplikasikannya dalam berbagai cabang ilmu.
Keberhasilan
yang dimaksud ini tidak lain karena didukung juga dengan berbagai macam media
dalam proses penyampaian pesan informasi oleh pendidik kepada peserta didik.
Ada berbagai macam media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, di antaranya
adalah media audio, audio-visual, dll. Dalam pembahasan ini, penulis ingin
mencoba memaparkan tentang definisi media pembelajaran audio, prosedur produksi
media audio, peralatan produksi media audio, serta bagaimana membuat media
audio sederhana.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.2.1
Apa pengertian Media Pembelajaran Audio?
1.2.2
Bagaimana Prosedur Produksi Media Audio?
1.2.3
Apa saja Peralatan Produksi Media Audio?
1.2.4
Bagaimana membuat Media Audio sederhana?
1.3
Tujuan Masalah
Berdasarkan Rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1.3.1
Mengetahui pengertian Media Pembelajaran Audio.
1.3.2
Mengetahui Prosedur Produksi Media Audio.
1.3.3
Mengetahui apa saja Peralatan Produksi Media Audio.
1.3.4
Mengetahui pembuatan Media Audio sederhana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Media Pembelajaran Audio
Dalam kehidupan sehari-hari
komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian
pula kegiatan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan dibandingkan dengan
kegiatan komunikasi lainnya. Pemanfaatan media audio dalam pengajaran terutama
digunakan dalam:[1]
1.
Pengajaran music literaty (pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi
2.
Pengajaran bahasa asing, apakah secara audio ataupun secara
audiovisual
3.
Pengajaran melalui radi atau radio pendidikan
4.
Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan
sisiwa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi
Pengertian media audio untuk
pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses
belajar-mengajar.
Yang dimaksud dengan Media Dengar
(Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera
pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu
Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). Media pembelajaran, adalah
suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam
dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut
diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat
pemutarnya. Media Audio menurut Sadiman (2005:49) adalah media untuk
menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambing-lambang auditif,
baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Sedangkan
menurut Sudjana dan Rivai (2003:129) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara),
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
terjadi proses belajar mengajar.[2]
Media audio mempunyai sifat yang
khas, yaitu:[3]
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat
disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara -
suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian
diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat
pemutarnya.[4]
2.2 Prosedur Produksi
Media Audio
Pembuatan media
audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan antara lain :[5]
1.
Pra-Produksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan pra-produksi yaitu telaah
kurikulum dan penulisan naskah.
a)
Telaah kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran semestinya
mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam
menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui
audio. Sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat
sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi
dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat
mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan sesuai dengan kompetensi dan
jenjang pendidikan. Sebagai contoh, materi MI harus ditelaah oleh guru MI,
materi MTs harus ditelaah oleh guru MTs, dan seterusnya.
Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus
benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang.Di samping itu
ahli materi harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Dan
peranan aahli media adalah harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang
akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut,
karena tidak semua materi yang ada dalam kurikulum dapat dibuat ke dalam media
audio secara menarik.
b)
Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah.Naskah ditulis oleh
orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Maskah yang ditulis akan
dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran,
kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli
media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai
karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa,
konflik, musik, sound effect, dll.
2.
Produksi
Produksi media
audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh tim produksi. Setelah itu
dilakukan langkah-langkah produksi yaitu antara lain:
a)
Team produksi
Produksi
media audio ini merupakan kerja sama (team work). Kerja dari sekelompok orang
yang memiliki keahlian atau keterampilan berbeda, sehingga diperlukan
koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik
dan komunikatif. Anggota tim tersebut:
1)
Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen
dan artistik dari sebuah produksi.
2)
Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas
hasil perekaman.
3)
Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan
siap pakai.
4)
Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan
naskah.
5)
Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan
mixing tutur (dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan
sesuai naskah.
b)
Rembuk naskah
Setelah sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan
rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media.Rembuk naskah
diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga
apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c)
Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu
pemilihan pemain.Pemain di sini ialah orang yang memerankan tokoh dalam naskah.
Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam
naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.
d)
Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk
mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham
akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal
ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e)
Rekaman
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain.
Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman.Sutradar bertanggung
jawab atas kualitas hasil rekaman.
f)
Editing dan mixing
Editing, maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah
yang dianggap tidak perlu atau juga menambah effect.
Mixing, adalah mencampur atau menambah musik atau background dan
sound effect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
g)
Preview
Adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini
dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan
sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap produksi ini
ditinjau dari segi materi dan media.Dari segi materi misalnya ketepatan
pengucapan.Tinjau media misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara,
kualitas suara dll. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus
dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
h)
Pembuatan master audio pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini
dalam kaset, CD, atau medi penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran
ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.
3.
Pasca Produksi
3.3
Fasilitas Peralatan Produksi
Media Audio[6]
Dalam memproduksi
sebuah rekaman suara, memerlukan peralatan elektronik yang bisa mengubah
gelombang suara menjadi gelombang elektronik untuk disimpan dalam bentuk
rekaman pita magnetik atau peringan suara. Disamping alat perekam harus
tersedia pula alat player (pemutar kembal) untuk mengubah kembali
gelombang-gelombang magnetik menjadi gelombang elektronik yang akhirnya diubah
kembali menjadi gelombang-gelombang atau getaran udara yang bisa kita dengar,
melalui loudspeaker.
Beberapa peralatan
pokok untuk perekaman audio, minimal terdiri atas: mikrofon, alat perekam ( recorder ), alat pemutaran hasil rekaman (
player ), alat penyampur sumber suara ( mixer ), dan beberapa
fasilitas lainnya yang diperlukan.
1). Mikrofon
Alat ini
merupakan ditektor yang mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik.
Gelombang elektronis yang dibangkitkannya masih sangat lemah sehingga
memerlukan penguatan terlebih dahulu untuk bisa direkam pada pita suara.
Dari segi
jenisnya, mikrofon ini terdiri atas :
Mikrofon ribon.
Mikrofon jenis ini terbuat dari bahan kristal. Umumnya, mikrofon ini mempunyai
daya respons yang bidirectional. Jenis ini tidak tahan bantingan,
sehingga penggunaannya harus hati-hati sekali.
Jenis kedua adalah dynamic microphone. Jenis ini lebih kuat
dari jenis pertama. Jenis ini terdiri atas lilitan kawat halus ( spul ), yang
bergerak-gerak secara dinamis dalam magnet permanen bila menerima
tekanan-tekanan dari gelombang suara yang mengenainya. Gerakan spul ini
membangkitkan gelombang eklektris yang bisa digunakan oleh alat elektronis
untuk diperkuat. Daya respons dari jenis ini umumnya omnidirectorial.
Jenis ketiga adalah condensor microphone. Jenis ini baru
akan bisa bekerja bila diberi satu daya, dari baterai, misalnya: microfon ini
mempunyai bandwidth yang lebar, yang sifatnya omnidirectorial. Dengan
sifat ini, kurang tepat penggunaannya untuk studio yang kecil.
Jenis keempat adalah jenis lavalier ( lavelir ). Jenis ini
fisiknya seperti jenis ketiga, hanya dalam bentuk yang lebih kecil, sehingga
bisa disembunyikan dalam saku atau di bawah dasi. Karena tersembunyi, maka pada
penampilannya tidak terlihat, sehingga cocok untuk penggunaan si studio
televisi.
Selain kita
harus mengetahui jenisnya untuk suatu pemanfaatan dalam memilih atau mengadakan
microfon ini, kita harus pula mengetahui macam-macam daya responsnya, yang
biasa kita kenal dengan sebutan pick-up pattern suatu mikrofon. Daya
respon ini kita pertimbangkan pula jenis kegiatan pemanfaatannya. Macam-macam daya respons ini kita kenal
sebagai berikut:
1.
Omnidirectorial,
mikrofon yang mempunyai daya tangkap paling baik daris egala arah (
sekelilingnya ).
2.
Bidirectional.
Microfon ini mempunyai daya tangkap yang paling baim dari dua arah, kiri dan
kanan. Penggunaannya, dipakai untuk interview seseorang yang berhadapan, atau
merekam musik dari dua sumber, kiri dan kanan.
Alat ini
merupakan alat perekam atau penyimpan gelombang-gelombang suara dalam bentuk
gelombang magnetik, yang bisa diperdengarkan kembali bila diperlukan.
Penyimpanan gelombang-gelombang ini biasanya dalam pita magnetik atau piringan
suara. Penyimpanan dalam piringan suara berbeda dengan pita magnetik. Di dalam
piringan suara disimpan dalam bentuk lekukan-lekuakn yang sesuai dengan
gelombang suara yang direkamnya. Lekukan ini membentuk saluran melingkar yang
halus sekali, sehingga tidak akan terlihat dengan mata telanjang atau tanpa
alat pembesar.
3). Alat pemutar hasil rekaman ( player )
Alat ini tidak
berbeda dengan alat perekam, hanya fungsinya yang dibedakan dalam
pemanfaatannya, meskipun ada beberapa alat yang khusus dibuat hanya untuk
player saja, namun alat ini jarang adanya. Semua alat perekam pada pita
magnetik umumnya bisa dipakai pula sebagai alai player. Alat player, selain
berfungsi untuk memperdengarkan kembali, bisa pula berfungsi sebagai sumber
suara terdapat perekam ( recorder
). Sumber suara yang di dapat dari rekaman yang telah di dapat terlebih dahulu.
4). Mixer
Console
Istilah
lain untuk mixer console, audio mixer,
soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini ada juga mixer
consoledigital.
(a) (b)
Keterangan:
(a) analog audio mixer (b) digital audio mixer
Secara umum audio mixer terdiri
bagian-bagian:
a.
Beberapa Channel input, jumlah tergantung tipe audio mixer . Setiap
channel input, biasanya terdiri-dari: Terminal masukan, dapat berupa jenis
input jack, XLR, RCA.
b.
Kontrol Equalisasi, untukmengatur frekuansi jangkauan, misalnya
bass, treble, dan middle.
c.
Fader Gain, mengatur kuat lemahnyavolume masukkan.
d.
Kontrol keluaran Utama (Master Output Controls)
e.
Tampilan Meter . Tampilan meter ini biasanya berupa VU meter atau
Leddisplay, yang berguna menunjukkan
level setiapChannel input maupun master output.
5).
Open Reel
6).
Digital Audio Workstation
Digital Audio Workstation adalah
perangkat yang digunakan khususuntuk proses rekaman audio digital. Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah
komputer yangdapat melakukan fungsi perekam, synthesizer, digital to analog
converter (DAC), analogto digital converter (ADC), mixing,
sound effect. Untuk memenuhi fungsi-fungsinya, komputer ini harus
memiliki perangkat keras dan perangkat lunak tambahan yaitu:
a.
Audio
Coverter
Pada prinsipnya audio converter ini
mempunyai fungsi utama sama dengan
sebuah sound card,meskipun demikian audio converter yang dimaksud
berbeda dengan sound cardpada komputer-komputer biasa.Fungsi-fungsi audio
converter ini,diantaranya:
o Synthesizer.
o MIDI
interface.
o Pengonversi
data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikropon.
o Pengonversi
data dari digital ke analog.
o Audio
converter yang ada, misalnya Sound Blaster Audigy dari Creative.
b.
Multitrack
Audio Software
Perangkat lunak yang digunakan untuk
aplikasi perekaman (recording). Selain itu, perangkat lunak ini jugamempunyai
fasiltas untuk editingdan mixingsuara. Ada beberapa perangkat lunak ini,
misalnya:
o Digidesign
Pro Tools
o Cool
Edit, sekarang menjadi Adobe Audition.
o Cakewalk
Sonar
o Steinberg
Nuendo dan Cubase
o dll
Selain
peralatan produksi dalam sebuah studio rekaman, ada jugabeberapa alat portable yang digunakan sebagai alatperekam,
diantaranya:
- Tape
Recorder
Alat rekam ini menggunakan bahanbaku kaset.Hasil rekaman
yang diperoleh berupadata analog.Selain dapat merekam, tape recorderjuga dapat
memutar kaset audio.
- Digital
Portable Recorder
2.4 Membuat Media Audio Sederhana
Dalam pembuatan
media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Akan tetapi
sebelum kita melangkah ke dalam pembahasan sebaiknya kita harus mengetahui
dasar pertimbangan dalam menggunakan media audio, sebagaimana berikut :
Ketika memilih untuk menggunakan media audio, seorang
guru harus memperhatikan terlebih dahulu tentang beberapa hal yang berkaitan
dengan penggunaan media audio. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan atau hambatan-hambatan yang dapat muncul ketika proses
pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang harus menjadi pertimbangan guru tersebut
antara lain:
a. Guru perlu mempertimbangkan faktor usia siswa, karena dalam
penggunaan media audio dibutuhkan kemampuan anak dalam berpikir abstrak. Jika
perlu guru harus memodifikasi media audio sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
b. Media audio dalam penggunaanya membutuhkan perhatian yang lebih
dari siswa, oleh karena itu diperlukan teknik-teknik khusus jika ingin
menerapkan media audio di kelas-kelas rendah.
c. Media audio bersifat auditif, oleh karena itu diperlukan kontrol
dalam penggunaanya yaitu melalui penguasaan kata-kata, bahasa, dan susunan
kalimat.
d. Sebelum menerapkan media audio dalam pembelajaran , perhatikan
materi pelajarannya apakah mengandung rangsangan pendengaran yang cukup dan
relevan untuk disajikan kepada siswa.
e. Materi pelajaran yang akan
diajarkan melalui media audio juga harus memiliki kriteria yaitu mengajarkan
kemampuan verbal, atau respon terhadap rangsangan verbal.
Setelah mengetahui dasar pertimbangan dalam menggunakan
media audio maka kita melangkah menuju pembuatan media pembelajaran audio. Dan
adapun tahapan
prosedur pembuatan Media Audio Pembelajaran sebagaimana berikut :
1. Pra
Produksi
Kegiatan-kegitan yang dilakukan
pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan
naskah. Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran,
semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama,
dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa
melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan
tujuan dan tepat sasaran.
a.
Telaah
kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan
Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang
diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan.
Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh
guru SMP, dan seterusnya. Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi
tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di
samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut
yang terkini. Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi
yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media
tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam
media audio secara menarik.
b.
Langkah
selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap
mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli
materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan
ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji
kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio,
misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect,
dll. Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian
informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
2. Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan
diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah
produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering,
rekaman (recording), editing dan mixing, preview, pembuatan master (mastering).
a. Team Produksi
Produksi
media audio ini merupakan kerja bersama(team
work), kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau
ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim
sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim
tersebut yaitu :
1). Sutradara, orang yang
bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah
produksi.
2). Operator, mempersiapkan
peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3).
Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap
pakai.
4).
Penata musik, mempersiapkan musik dan sound
effect sesuai dengan naskah.
5). Editor, melakukan koreksi terhadap hasil
rekaman dan melakukan mixing
tutur (dialog / drama ) dengan musik dan sound effect yang diperlukan
sesuai naskah.
b.
Rembuk
Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari,
kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli
media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap
naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c.
Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah
selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan
memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan
karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan
menarik.
d.Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi
kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka
benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam
naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e.Rekaman (Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari
masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman.
Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
f. Editing dan
Mixing
-Editing: maksudnya adalah membuang atau
memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek,
misalnya echo.
-Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background,
dan soundeffect sehingga media audio
lebih terkesan menarik.
g. Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap
hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi,
pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi
terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi
materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan
penggunaan musik, efek suara (sound
effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan
layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview
h. Pembuatan Master Audio
Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau
merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media
penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan
dijadikan master jika
diperlukan penggandaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif sangat
mendominasi kehidupan manusia.
Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara),
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga
terjadi proses belajar-mengajar.
Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media
yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja.
Pembuatan media audio pembelajaran
memerlukan beberapa tahapan kegiatan antara lain :
1.
Pra-Produksi
2.
Produksi
3.
Pasca Produksi
Dalam memproduksi sebuah rekaman suara, memerlukan peralatan
elektronik yang bisa mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik
untuk disimpan dalam bentuk rekaman pita magnetik atau peringan suara.
Disamping alat perekam harus tersedia pula alat player (pemutar kembal) untuk
mengubah kembali gelombang-gelombang magnetik menjadi gelombang elektronik yang
akhirnya diubah kembali menjadi gelombang-gelombang atau getaran udara yang
bisa kita dengar, melalui loudspeaker.
3.2 Saran
Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari
uraian di atas :
a.
Pendidik
sebaiknya mengetahui berbagai macam media pembelajaran audio, khususnya dalam
pembelajaran bahasa.
b.
Pendidik
mampu menangani peserta didiknya dalam proses pembelajaran melalui media pembelajaran audio yang telah direncanakan guru
sebelumnya demi tersampaikannya ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar,
Rayandra. 2011. Kreatif
Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Sudjana, Nana. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana,
Nana dan Rivai, Ahmad. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
http://sangkarai.blogspot.com.
[1]Nana sudjana. 1990. Media Pengajaran, Bandung:Sinar Baru
Bandung,hal:129
[2] http://rennyoktarina.blogspot.com/p/pengertian-media-audio.html
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[6] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung :
sinar baru. Hal, .
0 komentar:
Posting Komentar