Selasa, 16 September 2014

Media Pembelajaran Audio

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam suatu proses pembelajaran, khususnya dalam proses pembelajaran bahasa, media sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Fungsi media dalam pembelajaran bahasa sangat urgent, sebagai sarana (wasail) penyampai pesan seorang pendidik kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran bahasa, media digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari bahasa itu sendiri. Selain itu juga dapat mempermudah pendidik menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada peserta didiknya.
Keberhasilan suatu pencapaian pembelajaran ditentukan tidak hanya dari hasil nilai yang didapat peserta didik ketika berada di dalam kelas. Akan tetapi, suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil manakala peserta didik mampu menyerap semua informasi yang disampaikan pendidik dengan baik, sehingga mampu mengingat dan mengaplikasikannya dalam berbagai cabang ilmu.
Keberhasilan yang dimaksud ini tidak lain karena didukung juga dengan berbagai macam media dalam proses penyampaian pesan informasi oleh pendidik kepada peserta didik. Ada berbagai macam media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, di antaranya adalah media audio, audio-visual, dll. Dalam pembahasan ini, penulis ingin mencoba memaparkan tentang definisi media pembelajaran audio, prosedur produksi media audio, peralatan produksi media audio, serta bagaimana membuat media audio sederhana.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.2.1        Apa pengertian Media Pembelajaran Audio?
1.2.2        Bagaimana Prosedur Produksi Media Audio?
1.2.3        Apa saja Peralatan Produksi Media Audio?
1.2.4        Bagaimana membuat Media Audio sederhana?

1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1.3.1        Mengetahui pengertian Media Pembelajaran Audio.
1.3.2        Mengetahui Prosedur Produksi Media Audio.
1.3.3        Mengetahui apa saja Peralatan Produksi Media Audio.
1.3.4        Mengetahui pembuatan Media Audio sederhana.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Pembelajaran Audio
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula kegiatan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainnya. Pemanfaatan media audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam:[1]
1.      Pengajaran music literaty (pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi
2.      Pengajaran bahasa asing, apakah secara audio ataupun secara audiovisual
3.      Pengajaran melalui radi atau radio pendidikan
4.      Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan sisiwa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi
Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar-mengajar.
Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). Media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya. Media Audio menurut Sadiman (2005:49) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambing-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai (2003:129) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.[2]
Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:[3]
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.[4]

2.2 Prosedur Produksi Media Audio
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan antara lain :[5]
1.      Pra-Produksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan pra-produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
a)      Telaah kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui audio. Sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan sesuai dengan kompetensi dan jenjang pendidikan. Sebagai contoh, materi MI harus ditelaah oleh guru MI, materi MTs harus ditelaah oleh guru MTs, dan seterusnya.
Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang.Di samping itu ahli materi harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Dan peranan aahli media adalah harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada dalam kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
b)      Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah.Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Maskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll.
2.      Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh tim produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi yaitu antara lain:
a)      Team produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja sama (team work). Kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau keterampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut:
1)      Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
2)      Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3)      Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
4)      Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan naskah.
5)      Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b)      Rembuk naskah
Setelah sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media.Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c)      Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain.Pemain di sini ialah orang yang memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.
d)     Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e)      Rekaman
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman.Sutradar bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
f)       Editing dan mixing
Editing, maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah effect.
Mixing, adalah mencampur atau menambah musik atau background dan sound effect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
g)      Preview
Adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap produksi ini ditinjau dari segi materi dan media.Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan.Tinjau media misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara, kualitas suara dll. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
h)      Pembuatan master audio pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau medi penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.
3.      Pasca Produksi


3.3 Fasilitas Peralatan Produksi  Media Audio[6]
            Dalam memproduksi sebuah rekaman suara, memerlukan peralatan elektronik yang bisa mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik untuk disimpan dalam bentuk rekaman pita magnetik atau peringan suara. Disamping alat perekam harus tersedia pula alat player (pemutar kembal) untuk mengubah kembali gelombang-gelombang magnetik menjadi gelombang elektronik yang akhirnya diubah kembali menjadi gelombang-gelombang atau getaran udara yang bisa kita dengar, melalui loudspeaker.
            Beberapa peralatan pokok untuk perekaman audio, minimal terdiri atas: mikrofon, alat perekam (  recorder ), alat pemutaran hasil rekaman ( player ), alat penyampur sumber suara ( mixer ), dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan.
1). Mikrofon
Alat ini merupakan ditektor yang mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik. Gelombang elektronis yang dibangkitkannya masih sangat lemah sehingga memerlukan penguatan terlebih dahulu untuk bisa direkam pada pita suara.
 



Dari segi jenisnya, mikrofon ini terdiri atas :
*      Mikrofon ribon. Mikrofon jenis ini terbuat dari bahan kristal. Umumnya, mikrofon ini mempunyai daya respons yang bidirectional. Jenis ini tidak tahan bantingan, sehingga penggunaannya harus hati-hati sekali.
*      Jenis kedua adalah dynamic microphone. Jenis ini lebih kuat dari jenis pertama. Jenis ini terdiri atas lilitan kawat halus ( spul ), yang bergerak-gerak secara dinamis dalam magnet permanen bila menerima tekanan-tekanan dari gelombang suara yang mengenainya. Gerakan spul ini membangkitkan gelombang eklektris yang bisa digunakan oleh alat elektronis untuk diperkuat. Daya respons dari jenis ini umumnya omnidirectorial.
*      Jenis ketiga adalah condensor microphone. Jenis ini baru akan bisa bekerja bila diberi satu daya, dari baterai, misalnya: microfon ini mempunyai bandwidth yang lebar, yang sifatnya omnidirectorial. Dengan sifat ini, kurang tepat penggunaannya untuk studio yang kecil.
*      Jenis keempat adalah jenis lavalier ( lavelir ). Jenis ini fisiknya seperti jenis ketiga, hanya dalam bentuk yang lebih kecil, sehingga bisa disembunyikan dalam saku atau di bawah dasi. Karena tersembunyi, maka pada penampilannya tidak terlihat, sehingga cocok untuk penggunaan si studio televisi.
Selain kita harus mengetahui jenisnya untuk suatu pemanfaatan dalam memilih atau mengadakan microfon ini, kita harus pula mengetahui macam-macam daya responsnya, yang biasa kita kenal dengan sebutan pick-up pattern suatu mikrofon. Daya respon ini kita pertimbangkan pula jenis kegiatan pemanfaatannya.  Macam-macam daya respons ini kita kenal sebagai berikut:
1.      Omnidirectorial, mikrofon yang mempunyai daya tangkap paling baik daris egala arah ( sekelilingnya ).
2.      Bidirectional. Microfon ini mempunyai daya tangkap yang paling baim dari dua arah, kiri dan kanan. Penggunaannya, dipakai untuk interview seseorang yang berhadapan, atau merekam musik dari dua sumber, kiri dan kanan.


2). Perekam ( recorder )


Alat ini merupakan alat perekam atau penyimpan gelombang-gelombang suara dalam bentuk gelombang magnetik, yang bisa diperdengarkan kembali bila diperlukan. Penyimpanan gelombang-gelombang ini biasanya dalam pita magnetik atau piringan suara. Penyimpanan dalam piringan suara berbeda dengan pita magnetik. Di dalam piringan suara disimpan dalam bentuk lekukan-lekuakn yang sesuai dengan gelombang suara yang direkamnya. Lekukan ini membentuk saluran melingkar yang halus sekali, sehingga tidak akan terlihat dengan mata telanjang atau tanpa alat pembesar.
3). Alat pemutar hasil rekaman ( player )
Alat ini tidak berbeda dengan alat perekam, hanya fungsinya yang dibedakan dalam pemanfaatannya, meskipun ada beberapa alat yang khusus dibuat hanya untuk player saja, namun alat ini jarang adanya. Semua alat perekam pada pita magnetik umumnya bisa dipakai pula sebagai alai player. Alat player, selain berfungsi untuk memperdengarkan kembali, bisa pula berfungsi sebagai sumber suara terdapat perekam  ( recorder ). Sumber suara yang di dapat dari rekaman yang telah di dapat terlebih dahulu.
4). Mixer Console
Istilah lain untuk  mixer console,  audio mixer,  soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini ada juga mixer consoledigital.
 


 (a)                                                                   (b)
Keterangan:
(a) analog audio mixer (b) digital audio mixer

Secara umum audio mixer terdiri bagian-bagian:
a.    Beberapa Channel input, jumlah tergantung tipe audio mixer . Setiap channel input, biasanya terdiri-dari: Terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA.
b.    Kontrol Equalisasi, untukmengatur frekuansi jangkauan, misalnya bass, treble, dan middle.
c.    Fader Gain, mengatur kuat lemahnyavolume masukkan.
d.   Kontrol keluaran Utama (Master Output Controls)
e.    Tampilan Meter . Tampilan meter ini biasanya berupa VU meter atau Leddisplay, yang berguna  menunjukkan level setiapChannel input maupun master output.

5). Open Reel
Alat produksi media audio yang berguna untuk melakukan perekaman analog. Selain itu,open reel juga digunakan sebagai alat untuk editing. Seiring perkembangan teknologi di dunia audio  recording, yang mengarah pada produksi audio digital,alat ini sudah jarang digunakan.






6). Digital Audio Workstation
 





Digital Audio Workstation adalah perangkat yang digunakan khususuntuk proses rekaman audio digital.  Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah komputer yangdapat melakukan fungsi perekam, synthesizer, digital to analog converter (DAC), analogto digital converter (ADC),  mixing,  sound effect. Untuk memenuhi fungsi-fungsinya, komputer ini harus memiliki perangkat keras dan perangkat lunak tambahan yaitu:
a.       Audio Coverter
Pada prinsipnya audio converter ini mempunyai fungsi utama sama dengan  sebuah sound card,meskipun demikian audio converter yang dimaksud berbeda dengan sound cardpada komputer-komputer biasa.Fungsi-fungsi audio converter ini,diantaranya:
o    Synthesizer.
o    MIDI interface.
o    Pengonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikropon.
o    Pengonversi data dari digital ke analog.
o    Audio converter yang ada, misalnya Sound Blaster Audigy dari Creative.
b.      Multitrack Audio Software
Perangkat lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman (recording). Selain itu, perangkat lunak ini jugamempunyai fasiltas untuk editingdan mixingsuara. Ada beberapa perangkat lunak ini, misalnya:
o   Digidesign Pro Tools
o   Cool Edit, sekarang menjadi Adobe Audition.
o   Cakewalk Sonar
o   Steinberg Nuendo dan Cubase
o   dll
Selain peralatan produksi dalam sebuah studio rekaman, ada jugabeberapa alat  portable yang digunakan sebagai alatperekam, diantaranya:
-       Tape Recorder
Alat rekam ini menggunakan bahanbaku kaset.Hasil rekaman yang diperoleh berupadata analog.Selain dapat merekam, tape recorderjuga dapat memutar kaset audio.
 







-       Digital Portable Recorder
Perangka ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data digital.[7]




2.4 Membuat Media Audio Sederhana
Dalam pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Akan tetapi sebelum kita melangkah ke dalam pembahasan sebaiknya kita harus mengetahui dasar pertimbangan dalam menggunakan media audio, sebagaimana berikut :
Ketika memilih untuk menggunakan media audio, seorang guru harus memperhatikan terlebih dahulu tentang beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan media audio. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan atau hambatan-hambatan yang dapat muncul ketika proses pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang harus menjadi pertimbangan guru tersebut antara lain:
a. Guru perlu mempertimbangkan faktor usia siswa, karena dalam penggunaan media audio dibutuhkan kemampuan anak dalam berpikir abstrak. Jika perlu guru harus memodifikasi media audio sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
b. Media audio dalam penggunaanya membutuhkan perhatian yang lebih dari siswa, oleh karena itu diperlukan teknik-teknik khusus jika ingin menerapkan media audio di kelas-kelas rendah.
c. Media audio bersifat auditif, oleh karena itu diperlukan kontrol dalam penggunaanya yaitu melalui penguasaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.
d. Sebelum menerapkan media audio dalam pembelajaran , perhatikan materi pelajarannya apakah mengandung rangsangan pendengaran yang cukup dan relevan untuk disajikan kepada siswa.
e. Materi pelajaran yang akan diajarkan melalui media audio juga harus memiliki kriteria yaitu mengajarkan kemampuan verbal, atau respon terhadap rangsangan verbal.
Setelah mengetahui dasar pertimbangan dalam menggunakan media audio maka kita melangkah menuju pembuatan media pembelajaran audio. Dan adapun tahapan prosedur pembuatan Media Audio Pembelajaran sebagaimana berikut :

               1.  Pra Produksi                                               
                          Kegiatan-kegitan yang dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.  Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran. 
a.       Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh guru SMP, dan seterusnya. Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
b.      Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll. Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.

            2.      Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan mixing, preview, pembuatan master (mastering).
a.       Team Produksi
                   Produksi media audio ini merupakan kerja bersama(team work), kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu :
  1). Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik  dari sebuah produksi.
   2). Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas  hasil perekaman.
               3). Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap  pakai.
               4). Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan naskah.
 5). Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing  tutur (dialog / drama ) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.             
b.      Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
             c.   Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.
d.Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e.Rekaman (Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
f.       Editing dan Mixing
-Editing: maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo.
-Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga media audio lebih terkesan menarik.

             g.   Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview
 h.    Pembuatan Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia.
Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar-mengajar.
Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja.
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan antara lain :
1.      Pra-Produksi
2.      Produksi
3.      Pasca Produksi
Dalam memproduksi sebuah rekaman suara, memerlukan peralatan elektronik yang bisa mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik untuk disimpan dalam bentuk rekaman pita magnetik atau peringan suara. Disamping alat perekam harus tersedia pula alat player (pemutar kembal) untuk mengubah kembali gelombang-gelombang magnetik menjadi gelombang elektronik yang akhirnya diubah kembali menjadi gelombang-gelombang atau getaran udara yang bisa kita dengar, melalui loudspeaker.

3.2 Saran
Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas :
a.       Pendidik sebaiknya mengetahui berbagai macam media pembelajaran audio, khususnya dalam pembelajaran bahasa.
b.      Pendidik mampu menangani peserta didiknya dalam proses pembelajaran melalui media pembelajaran audio yang telah direncanakan guru sebelumnya demi tersampaikannya ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA


Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Sudjana, Nana. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
http://sangkarai.blogspot.com.



[1]Nana sudjana. 1990. Media Pengajaran, Bandung:Sinar Baru Bandung,hal:129
[2] http://rennyoktarina.blogspot.com/p/pengertian-media-audio.html
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[6] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung : sinar baru. Hal, .

0 komentar:

Posting Komentar