BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi media berdasarkan ciri fisik
Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing yang mana
masing-masing media menampilkan fungsi tertentu guna untuk menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar. Agar sumber dan peran media belajar
tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka media-media belajar
itu perlu diklasifikasian menurut suatu metode tertentu dengan sifat dan
fungsinya terhadap pembelajaran.
Ada beberapa klasifikasi media pembelajaran, diantaranya:
1. Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisik media pembelajaran.
Yang dikemukakan oleh Setyosari & Sihkabuden (2005):
a. Media pembelajaran dua dimensi (2D)
yaitu media yang
tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja, yang hanya dilihat
dimensi panjang dan lebarnya, Misalnya: peta, gambar, bagan, grafik, papan
tulis, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
Contoh media 2 dimensi:
b. Media pembelajaran tiga dimensi (3D)
yaitu media yang
tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja, dan mempunyai dimensi
panjang, lebar, dan tinggi. Misalnya meja, kursi, mobil, rumah, bola, kotak,
dan sebagainya.
Contoh media 3 dimensi:
c.
Media
pandang diam
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang
hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto,
tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
Contoh media pandang
diam:
d. Media pandang gerak
yaitu media yang menggunakan merdia proyeksi
yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan
video tape recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar
(screen) di komputer atau layar lainnya.
Contoh media pandang gerak:
2.2 Klasifikasi media berdasarkan unsur pokok
Disini merupakan kelanjutan
dari materi diatas yaitu klasifikasi media pembelajaran berdasarkan unsur pokok
(persepsi indra), dimana klasifikasi ini merupakan semua media yang dapat
dilihat maupun digunakan oleh panca indra manusia.
Pada umumnya berdasarkan unsur pokok atau indra yang dirangsanng
media pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Media audio
Yaitu media yang
menghasilkan bunyi yang hanya bisa diterima melalui media pendengaran.
Contohnya yaitu radio,
kaset, audio dan MP3.
b. Media visual
Yaitu media yang hanya
mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilkan materinya dengan
menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat
lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias
cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.
Contohnya yaitu
foto, gambar, poster, kartun, grafik dan lain-lain.
c. Media audio-visual.
Yaitu media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar .Sehingga media audio-visual disebut
juga sebagai media video.Video merupakan media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.Dalam media video terdapat dua unsur yang
saling bersatu yaitu audio dan visual.Adanya unsur audio memungkinkan siswa
untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur
visual memungkinkan penciptaan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
Contohnya : film
bersuara, video, televisi, sound slide, multimedia.
Dari pengelompokan ketiga
pengelompokan ini dijabarkan lebih lanjut oleh sulaiman (2001) menjadi sepuluh
macam, yaitu:
a. Media
audio; media yang menghasilkan bunyi, contoh radio
b. Media
visual; media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi
c. Media
audio- visual; yang dapat menghasilk an rupa dan suara dalam satu unit media
d. Media
audio motion visual; penggunan segala kemampuan audio dan visual dalam
kelas,seperti televisi
e. Media
audio still visual; media lengkap kecuali penampilan motion ( tidak memiliki
gerak)
f. Media
audio semi- motion; media yang berkemam puan menampilkan titik-titik tetapi
tidak bisa menstramisi secara utuh suatu motion yang nyata.
g. Media
motionvisual; silent film
h. Media
still visual; gambar, OHP
i.
Media audio; telepon, radio
j.
Media cetak;yang hanya menapilkan
informasi berupa symbol- symbol tertentu, seperti buku.
2.3 Klasifikasi media berdasarkan pengalaman belajar
Ada 5 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:
1. Pengalaman langsung (the real life experiences)
Pengalaman
ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau
objek yang sebenarnya. Di sini siswa secara aktif bekerja sendiri, memecahkan
masalah sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Pengalaman langsung dan bertujuan ini dapat meraka peroleh dari
lingkungan yang berada di sekitar para siswa baik itu lingkungan sekolah maupun
lingkungan di luar sekolah bias dijadikan sumber belajar[1].
2. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real
experiences)
Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau
kejadian-kejadian tiruan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karna dalam proses
KBM tak senantiasa dapat digunakan benda-benda sesungguhnya disebabkan oleh
beberapa faktor[2].
Karena itu digunakan benda-benda pengganti yang menggantikan benda-benda
sebenarnya dalam bentuk sederhana, menghilangkan bagian benda yang kurang perlu
serta menonjolkan bagian yang perlu saja. Benda-benda demikian disebut model
atau benda tiruan.
Benda
tiruan atau model trbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a) Solid model, yang menunjukkan bagian luar
b) Cross section model, yang menampakkan struktur bagian dalam
c) Working model, yang mendemonstrasikan fungsi atau proses-proses
3. Pengalaman melalui lambang
kata (words
only )
Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata
dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak. Pengalaman ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan.
Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual
Methode in Teaching” mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenjang
pengalaman yang diperoleh orang yang belajar. Dalam kerucut pengalaman Dale ini
jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat kekongkritan dan keabstrakkannya.Pengalaman
yang paling kongkrit diletakkanpada dasar kerucut dan semakin ke puncak
pengalaman yang diperoleh semakin abstrak.
4. Pengalaman melalui
dramatisasi
Pengalaman ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan.
Pada dramatisasi ini biasanya anak-anak sendiri sebagai pelaku untuk
mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaaan yang berkenaan dengan
pelajaran sejarah atau cerita-cerita masa lampau.[3]
Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau mereka
hanya sebagai penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pengajaran
dalam dramatisasi bias dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau,
bermain-main peranan atau sosio-drama.
5. Pengalaman gambar hidup
pameran
Pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan
siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah. Pameran bertujuan untuk
memperkenalkan hasil pekerjaan siswa kepada masyarakat, atau agar para siswa
mengenal hasil-hasil pekerjaan siswa lainnya, juga untuk mempertunjukkan
kemajuan siswa dalam kegiatan sekolah. Oleh sebab it, pada umumnya pameran
diselenggarakan pada waktu tertentu saja, atau bila ada pertemuan orang tua
atau guru atau pada akhir tahun pelajaran.
Majorie East, dalam bukunya “display for learning” menyatakan,
bahwa pameran membantu belajar dengan alas an sebagai berikut:[4]
a) Memusatkan minat dan
perhatian
b) Mempertunjukkan suatu
struktur dasar tentang suatu ide
c) Memperjelas ide-ide yang
abstrak dengan jelas menghubungkannya dengan benda-benda kongkret
d) Menghimpun berbagai ide yang
beraneka ragam menjadi konsep-konsep baru
2.4 Klasifikasi media berdasarkan
penggunaannya
Menurut Gerlach dan Ely, klasifikasi
media menurut penggunaannya dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Berdasarkan
jumlah penggunaanya, meliputi:
a.
Penggunaan secara individual, yakni metode penggunaannya secara individual.
Contohnya:
Ø Kelas
atau laboratorium elektronik, berupa:
·
Laboratorium bahasa
·
Laboratorium bahasa dengan media visual
·
Laboratorium mobil, tanpa atau dengan media visual
·
Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam
·
Laboratorium Ilmu Pengelahuan Sosial
·
Laboratorium pusat sumber belajar.
Ø Media
oto- instruksi, berupa:
·
Alat-alat pemeriksa dan pendengar individual
·
Buku pelajaran berprogama
·
Mesin instruksional
Ø Kotak
unit pengajaran.
Satu unit instruksional yang dilengkapi dengan buku
teks film-strip,tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan
b. Penggunaanya
secara berkelompok, misalnya film dan slide.
c.
Penggunaanya secara missal, misalnya
televisi.
2) Berdasarkan
cara penggunaannya
a. Media
tradisional atau konvensional (sederhana).
Media ini meliputi semua media
pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam
mengajar dikelas.
Setiap guru secara individual memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran yaitu berupa semua media yang biasa digunakan
guru di dalam kelas, laboratorium, atau di luar kelas, baik dalam kelompok
kecil maupun kelompok besar.
b. Media
modern atau kompleks
Media modern seperti computer
diintegrasikan dengan media lainnya.
2.5 Klasifikasi media berdasarkan hirakri manfaat media
Media
Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan
semakin luas lingkup sasarannya.
Sebaliknya,
semakin sederhana jenis perangkatnya, semakin murah biaya, semakin mudah
penggadaan,sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin
terbatas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jenis dan Kalsifikasi media :
1. Berdasarkan berdasarkan ciri
fisiknya
a.
Media pembelajaran dua
dimensi (2D)
b.
Media pembelajaran tiga
dimensi (3D)
c.
Media pandang diam
d.
Media pandang gerak
2. Berdasarkan unsur pokoknya
a.
Media audio
b.
Media Visual
c.
Media Auido-Visual
3. Berdasarkan pengalaman
belajar
a.
Pengalaman langsung (the real life experiences)
b.
Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
c.
Pengalaman melalui lambang kata (words only )
d.
Pengalaman melalui dramatisasi
e.
Pengalaman gambar hidup pameran
4. Berdasarkan penggunaannya
Berdasarkan jumlah penggunaanya,
meliputi:
a.
Penggunaan secara individual, yakni metode penggunaannya secara individual.
Contohnya: Kelas atau laboratorium
elektronik, Media oto- instruksi, Kotak unit pengajaran.
b. Penggunaanya
secara berkelompok, misalnya film dan slide.
c.
Penggunaanya secara missal, misalnya
televisi.
Berdasarkan cara penggunaannya
a. Media
tradisional atau konvensional (sederhana).
b. Media
modern atau kompleks
5. Berdasarkan hirakri manfaat media
Media
Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan
semakin luas lingkup sasarannya.
Sebaliknya,
semakin sederhana jenis perangkatnya, semakin murah biaya, semakin mudah
penggadaan,sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin
terbatas.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami
buat, apabila terdapat kekurangan ataupun kesalaan didalamnya, kami mohon krtik
dan sarannya bagi para pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya. Dan
semoga makalah ini ber
[1]
Asnawi dan M basyirudin Usman, Media Pembelajaran, 2002 hal 108
[2]
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, 1994 hal 133
[3]Opcit,
hal 105
[4]
Opcit hal 138
0 komentar:
Posting Komentar