Jumat, 12 September 2014

Jenis Dan Klasifikasi Media Pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi media berdasarkan ciri fisik
Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing yang mana masing-masing media menampilkan fungsi tertentu guna untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Agar sumber dan peran media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka media-media belajar itu perlu diklasifikasian menurut suatu metode tertentu dengan sifat dan fungsinya terhadap pembelajaran.
Ada beberapa klasifikasi media pembelajaran, diantaranya:
1.    Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisik media pembelajaran. Yang dikemukakan oleh Setyosari & Sihkabuden (2005):
a.    Media pembelajaran dua dimensi (2D)
yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja, yang hanya dilihat dimensi panjang dan lebarnya, Misalnya: peta, gambar, bagan, grafik, papan tulis, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
Contoh media 2 dimensi:





b.    Media pembelajaran tiga dimensi (3D)
yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja, dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Misalnya meja, kursi, mobil, rumah, bola, kotak, dan sebagainya.
Contoh media 3 dimensi:







c.       Media pandang diam
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
Contoh media pandang diam:







d.   Media pandang gerak
yaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya.
Contoh media pandang gerak:






2.2 Klasifikasi media berdasarkan unsur pokok
Disini merupakan kelanjutan dari materi diatas yaitu klasifikasi media pembelajaran berdasarkan unsur pokok (persepsi indra), dimana klasifikasi ini merupakan semua media yang dapat dilihat maupun digunakan oleh panca indra manusia.
Pada umumnya berdasarkan unsur pokok atau indra yang dirangsanng media pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
a.    Media audio
Yaitu media yang menghasilkan bunyi yang hanya bisa diterima melalui media pendengaran.
Contohnya yaitu radio, kaset, audio dan MP3.
b.    Media visual
Yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilkan materinya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.
Contohnya  yaitu foto, gambar, poster, kartun, grafik dan lain-lain.
c.    Media audio-visual.
Yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar .Sehingga media audio-visual disebut juga sebagai media video.Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual.Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptaan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
Contohnya : film bersuara, video, televisi, sound slide, multimedia.
Dari pengelompokan ketiga pengelompokan ini dijabarkan lebih lanjut oleh sulaiman (2001) menjadi sepuluh macam, yaitu:
a.       Media audio; media yang menghasilkan bunyi, contoh radio
b.      Media visual; media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi
c.       Media audio- visual; yang dapat menghasilk an rupa dan suara dalam satu unit media
d.      Media audio motion visual; penggunan segala kemampuan audio dan visual dalam kelas,seperti televisi
e.       Media audio still visual; media lengkap kecuali penampilan motion ( tidak memiliki gerak)
f.       Media audio semi- motion; media yang berkemam puan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstramisi secara utuh suatu motion yang nyata.
g.      Media motionvisual; silent film
h.      Media still visual; gambar, OHP
i.        Media audio; telepon, radio
j.        Media cetak;yang hanya menapilkan informasi berupa symbol- symbol tertentu, seperti buku.

2.3 Klasifikasi media berdasarkan pengalaman belajar
Ada 5 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:
1.    Pengalaman langsung (the real life experiences)
Pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau objek yang sebenarnya. Di sini siswa secara aktif bekerja sendiri, memecahkan masalah sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Pengalaman langsung dan bertujuan ini dapat meraka peroleh dari lingkungan yang berada di sekitar para siswa baik itu lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah bias dijadikan sumber belajar[1].
2.    Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karna dalam proses KBM tak senantiasa dapat digunakan benda-benda sesungguhnya disebabkan oleh beberapa faktor[2]. Karena itu digunakan benda-benda pengganti yang menggantikan benda-benda sebenarnya dalam bentuk sederhana, menghilangkan bagian benda yang kurang perlu serta menonjolkan bagian yang perlu saja. Benda-benda demikian disebut model atau benda tiruan.
Benda tiruan atau model trbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a)    Solid model, yang menunjukkan bagian luar
b)   Cross section model, yang menampakkan struktur bagian dalam
c)    Working model, yang mendemonstrasikan fungsi atau proses-proses
3.    Pengalaman melalui lambang kata (words only )
Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak. Pengalaman ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan.
Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar. Dalam kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat kekongkritan dan keabstrakkannya.Pengalaman yang paling kongkrit diletakkanpada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak.


4.    Pengalaman melalui dramatisasi
Pengalaman ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan. Pada dramatisasi ini biasanya anak-anak sendiri sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita-cerita masa lampau.[3]
Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau mereka hanya sebagai penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pengajaran dalam dramatisasi bias dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau, bermain-main peranan atau sosio-drama.
5.    Pengalaman gambar hidup pameran
Pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah. Pameran bertujuan untuk memperkenalkan hasil pekerjaan siswa kepada masyarakat, atau agar para siswa mengenal hasil-hasil pekerjaan siswa lainnya, juga untuk mempertunjukkan kemajuan siswa dalam kegiatan sekolah. Oleh sebab it, pada umumnya pameran diselenggarakan pada waktu tertentu saja, atau bila ada pertemuan orang tua atau guru atau pada akhir tahun pelajaran.
Majorie East, dalam bukunya “display for learning” menyatakan, bahwa pameran membantu belajar dengan alas an sebagai berikut:[4]
a)    Memusatkan minat dan perhatian
b)   Mempertunjukkan suatu struktur dasar tentang suatu ide
c)    Memperjelas ide-ide yang abstrak dengan jelas menghubungkannya dengan benda-benda kongkret
d)   Menghimpun berbagai ide yang beraneka ragam menjadi konsep-konsep baru
2.4 Klasifikasi media berdasarkan penggunaannya
Menurut Gerlach dan Ely, klasifikasi media menurut penggunaannya dibagi menjadi dua, yaitu:
1)      Berdasarkan jumlah penggunaanya, meliputi:
a.    Penggunaan secara individual, yakni metode penggunaannya secara individual.
Contohnya:
Ø Kelas atau laboratorium elektronik, berupa:
·         Laboratorium bahasa
·         Laboratorium bahasa dengan media visual
·         Laboratorium mobil, tanpa atau dengan media visual
·         Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam
·         Laboratorium Ilmu Pengelahuan Sosial
·         Laboratorium pusat sumber belajar.
Ø Media oto- instruksi, berupa:
·         Alat-alat pemeriksa dan pendengar individual
·         Buku pelajaran berprogama
·         Mesin instruksional
Ø Kotak unit pengajaran.
Satu unit instruksional yang dilengkapi dengan buku teks film-strip,tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan
b.    Penggunaanya secara berkelompok, misalnya film dan slide.
c.    Penggunaanya secara missal, misalnya televisi.
2)      Berdasarkan cara penggunaannya
a.    Media tradisional atau konvensional (sederhana).
Media ini meliputi semua media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam mengajar dikelas.
Setiap guru secara individual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yaitu berupa semua media yang biasa digunakan guru di dalam kelas, laboratorium, atau di luar kelas, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
b.      Media modern atau kompleks
Media modern seperti computer diintegrasikan dengan media lainnya.
2.5 Klasifikasi media berdasarkan hirakri manfaat media
Media Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya.
Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkatnya, semakin murah biaya, semakin mudah penggadaan,sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin terbatas.


BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Jenis dan Kalsifikasi media :
1.    Berdasarkan berdasarkan ciri fisiknya
a.       Media pembelajaran dua dimensi (2D)
b.      Media pembelajaran tiga dimensi (3D)
c.       Media pandang diam
d.      Media pandang gerak
2.    Berdasarkan unsur pokoknya
a.       Media audio
b.      Media Visual
c.       Media Auido-Visual
3.    Berdasarkan pengalaman belajar
a.       Pengalaman langsung (the real life experiences)
b.      Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
c.       Pengalaman melalui lambang kata (words only )
d.      Pengalaman melalui dramatisasi
e.       Pengalaman gambar hidup pameran
4.    Berdasarkan penggunaannya
Berdasarkan jumlah penggunaanya, meliputi:
a.    Penggunaan secara individual, yakni metode penggunaannya secara individual.
Contohnya: Kelas atau laboratorium elektronik, Media oto- instruksi, Kotak unit pengajaran.
b.    Penggunaanya secara berkelompok, misalnya film dan slide.
c.    Penggunaanya secara missal, misalnya televisi.
Berdasarkan cara penggunaannya
a.    Media tradisional atau konvensional (sederhana).
b.    Media modern atau kompleks
5.    Berdasarkan hirakri manfaat media
Media Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya.
Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkatnya, semakin murah biaya, semakin mudah penggadaan,sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin terbatas.

3.2  Saran
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kekurangan ataupun kesalaan didalamnya, kami mohon krtik dan sarannya bagi para pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya. Dan semoga makalah ini ber


[1] Asnawi dan M basyirudin Usman, Media Pembelajaran, 2002 hal 108
[2] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, 1994 hal 133
[3]Opcit, hal 105
[4] Opcit hal 138

0 komentar:

Posting Komentar