Rabu, 17 Oktober 2012

Pembelajaran Bahasa Arab

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Dalam metode pembelajaran untuk mengembangkan dan merencanakan pembelajaran yang hendak dicapai perlu memahami prinsip – prinsip pembelajaran yang hendak dicapai prinsip-prinsip pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : (Drs. Muhaimin, M.A, et.al : 2001:137)

1. Prinsip Kesiapan ( Readness)
Dalam proses belajar mengajar baik itu pengajaran umum, agama maupun dalam pengajaran Bahasa sangat dipengaruhi oleh prinsip kesiapan yaitu kesiapan individu sebagai subyek yang melakukan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi fisik–psikis (jasmani-mental) individu yang memungkinkan subyek dapat melakukan belajar. Biasanya kalau beberapa tahap dapat dilalui oleh peserta didik maka ia siap untuk melaksanakan suatu tugas khusus.
Berdasarkan prinsip kesiapan belajar tersebut dapat dikemukakan hal-hal yang terkait dalam pembelajaran antara lain :
 
          Individu dapat belajar dengan baik apabila tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kesiapan ( kematangan usia, kemampuan, minat, dan latar belakang pengalamannya)
          Kesiapan belajar harus diakaji lebih dulu untuk memperoleh gambaran kesiapan belajar siswanya dengan jalam mengetes kesiapan atau kemmpuan.
Jika individu kurang siap untuk melaksanakan suatau tugas belajar maka akan menghambat proses pengaitan pengetahuan baru ke dalam stuktur kognitif yang dimilikinya.Kesiapan belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan untuk menerima sesuatu yang baru dalam membentuk atau mengembangkan kemampuan yang lebih matang.

          Bahan dan tugas–tugas belajar akan sangat baik kalau divariasi sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif, dan psikomotor pserta didik yang kan belajar.


2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Menurut Morgan yang dikutip dalam bukunya Muhaimin dijelaskan bahwa Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu (Muhaimin : 2001: 138).
Berkenaan dengan prinsip motivasi, ada beberapa hal yang perlu diperhtikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran pendidikan agama yaitu :
1.     Memberikan dorongan atau (drive)
Tingkah laku seseorang akan terdorong kearah suatu tujuan tertentu apabila ada    kebutuhan. Kebutuhan ini menyebabkan timbulnya dorongan internal, yang selanjutnya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

2.  Memberikan Insentif
Adanya karakteristik tujuan menyebabkan seseorang bertingkah laku untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku tersebut disebut insentif. Dalam kegiatan belajar bahasa arab juga perlu insentif untuk lebih meningkatkan motiasi belajar peserta didik. Dalam hal ini insentif yang diberikan tidak selalu berupa materi, tetapi bisa berupa nilai atau penghargaan sesuai dengan kadar kemampuan yang dicapai peserta didik
3.Motivasi Berprestasi
Setiap orang mempu
anyai motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk dapat berprestasi. Mc Clelland (dalam Carleson,1986) menemukan bahwa motivasi merupakan fungsi dari tiga variable yaitu
(1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil;
(2) prestasi tertinggi
tentang nilai tugas dan
(3) kebutuhan untuk keberhasilan atau kesuksasan
4.Motivasi Kompetensi
Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk menunjukkan kompetensi dengan berusaha menaklukkan lingkungnnnya. Motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dari keinginannya untuk menunjukkan kemampuan dan penguasaannya kepada yang lain. Karena itu diperlukan yaitu

(1) ketrampilan mengevaluasi diri
(2) nilai tugas bagi peserta didik
(3) harapan untuk sukses
(4) patokan keberhasilan
(5) kontrol belajar dan
(6) penguatan diri untuk mencapai tujuan( Worell dan Stilwell, 1981

3. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat ketrmpiln, yaitu
(1) berorientasi pada suatu masalah;
(2) meninjau sepintas isi masalah ;
(3) Memusatkan pada aspek-aspek yang relefan dan
(4) mengabaikan stimuli yang idak relevan ( Worell dan Stilwell, 1981)
Dalam, proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya . Kalau peserta didk mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang disajikan atau dipelajari, peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut diantara sekian banyak stimuli yang datang dari luar . Perhatian dapat membuat peserta didik untuk :
(1) mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan
(2) melihat masalah-masalah yang akan diberikan
(3) memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan dan
(4) mengabaiakan hal-hal lain yang tidak relevan.
4. Prinsip Persepsi
Menurut Fleming dan Levie (1981) Presepsi adalah suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari linkungannnya Presepsi dianggap sebagai kegiatan awal struktur kognitif seseorang. Presepsi bersifat relative, selektif, dan teratur. Karena itu sejak dini kepada peserta didik perlu ditanamkan rasa memiliki presepsi yang baik dan akurat mengenai apa yang dipelajari . Kalau persepsi pesertya didik terhadap apa yang akan dipelajari salah maka akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kegiatan belajar yang akan ditempuh.
Untuk membentuk presepsi yang akurat mengenai stimuli yang diterima serta mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan, perlu ada latihan-latihan dalam bentuk dan kondisis situasi yang bermacam-macam agar peserta didik tetap dapat mengenal pola stimuli itu, meskipun disajikan dalam bentuk baru.

5. Prinsip Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah sesorang mempelajari sesuatu. Dengan retensi membuat apa yang dipelajari dapat bertahan atau tertinggal lebih lama dalam stuktur kognitif dan dapat diingat kembali jika diperlukan . Karena itu retensi sangat menentukan hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
 Dalam pembelajaran perlu diperhatiakan prinsip-prinsip untuk meningkatkan retensi belajar seperti yang diungkapkan dari hasil temuan Thomburg (1984) yang menunjukkan bahwa :
(1) Isi pembelajaran akan lebih mudah diingat dibandingkan dengan isi pembelajaran  yang tidak bermakna;
(2) benda yang jelas dan konkrit akan lebih mudah dingat dibandingkan dengan benda yang bersifa abstrak;
(3) retensi akan lebih baik untuk isi pembelajaran yang bersifat kontekstual dan serangkaian kata- kata yang mempunyai kekuatan yang asosiatif dibandingkan dengan kata-kata yang tidak memiliki kesamaan internal
(4) Tidak ada perbedaan antara retensi dengan apa yang telah dipelajari peserta didik yang mempunyai beberapa tingkatan IQ.

6. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah dipelajari dapat mempengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian, transfer berarati pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang baru dipelajari. Pengetahuan atau ketrampilan yang diajarkan disekolah selalu diasumsikan atau diharapkan dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang dialami dalam kehidupan atau pekerjaan yang akan dihadapi kelak. Transfer belajar berarti aplikasi atau pemindahan pengetahuan, ketarmpilan, kebiasaan, sikap atau respon-respon lain dari suatu situasi ke dalam situasi yang lain.

Ada beberapa bentuk transfer, yaitu
(1) transfer positif , terjadi apabila pengalaman sebelumnya dapat membantu atau mempermudah pembentukan unjuk kerja peserta didik dalam tugas-tugas selanjutnya.
(2) Transer negatif terjadi apabila pengalaman yang diperoleh sebelumnya menghambat atau mempersulit unjuk kerja dalam tugas-tugas baru dan
(3) transfer nol terjadi apabila pengalaman yang diperoleh sebelumnnya tidak mempengaruhi unjuk kerja dalam tugas-tugas barunya.

0 komentar:

Posting Komentar