"Oase Dakwah"
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Edisi
Senin, 21 April 2014
Senin, 21 April 2014
"Jilbab
Mengurangi Risiko Kanker"
Saat ini, jilbab bukan lagi
fenomena kelompok sosial tertentu, tetapi sudah menjadi fenomena seluruh
lapisan masyarakat. Tidak sedikit jumlah artis, eksekutif, dan publik figur
lainnya menggemari dan menggunakannya.
Beruntunglah Anda yang sudah
mengenakan jilbab (veil), kerudung bagi wanita muslim ini tak hanya menunjukkan
kerendahan hati dan kesopanan, tetapi juga melindungi Anda dari penyakit
mematikan.
Jilbab yang dikenal dengan
beberapa istilah, seperti chador (Iran), pardeh (India dan Pakistan), milayat
(Libya), abaya (Irak), charshaf (Turki), hijab (Mesir, Sudan, dan Yaman), dapat
memperkecil risiko pemakainya terkena kanker tenggorokan dan hidung.
Alasannya, jilbab mampu menyaring
sejumlah virus yang suka mampir ke saluran pernapasan bagian atas.
Profesor Kamal Malaker asal
Kanada, menyatakan wanita Arab Saudi – yang sebagian besar menutup wajahnya
secara penuh- jarang sekali terserang virus Epstein barr, yang menyebabkan
kanker nasofaring. Bisa dikatakan jumlah penderita kanker jenis ini sangat rendah.
“Jilbab melindungi wanita dari
infeksi saluran pernapasan bagian atas, ” tulis Saudi Gazette,
Jumat (19/3), mengutip pernyataan
Malaker, “Di Arab Saudi, jumlah wanita penderita kanker nasofaring sangat
rendah dibandingkan laki- laki,” lanjut Malaker.
“Kenyataan ini sungguh menarik,
bagaimana pakaian adat yang begitu sederhana memiliki pengaruh begitu besar
pada kehidupan manusia,” ujar Malaker, kepala bidang onkologi radiasi Rumah
Sakit King Abdul Azis.
Kanker nasofaring merupakan
kanker yang paling banyak diderita masyakarakat untuk jenis kanker Telinga
Hidung Tenggorokan (THT) Kepala Leher (KL).
Tingginya angka penderita kanker
nasofaring terutama akibat keberadaan virus epstein barr yang hampir ada pada
90 persen masyarakat di negara berkembang. Jika virus tersebut ‘terbangun’,
maka dapat terjadi mutasi sel yang berujung pada kanker nasofaring. Nasofaring
merupakan saluran yang terletak di belakang hidung, tepatnya di atas rongga
mulut. Gejala awal dari kanker nasofaring tersebut antara lain gejala pada
telinga yang ditandai dengan dengingan terus-menerus pada telinga. Di samping
itu, sering disertai gejala pada hidung seperti pilek berkepanjangan yang
disertai dengan darah, suara parau yang berkepanjangan, sering mimisan dan
nyeri saat menelan.
Kanker nasofaring merupakan
penyakit kanker keempat yang paling banyak menyerang
penderita kanker di Indonesia.
(zrp/Reuters)
Sumber: Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar