BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Untuk
mengoptimalkan proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran,
diperlukan pemilihan media pembelajaran yang tepat. Pemilihan media
pembelajaran ini haruslah memperhatikan keadaan peserta didik, kondisi
lingkungan dan sosial setempat, agar media yang digunakan dapat efektif, tepat
sasaran dan sesuai pula dengan kemampuan peserta didik.
B.
RumusanMasalah
1.
Bagaimanakah Pentingnya pemilihan media?
2.
Apa saja Jenis pemilihan media?
3.
Bagaimanakah Kriteria media pembelajaran?
4.
Apa saja Prinsip pemilihan media?
5.
Bagaimanakah Prosedur pemilihan media pembelajaran?
C.
TujuanMakalah
Makalah
ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui Pentingnya pemilihan media
2.
Mengetahui Jenis pemilihan media
3.
Mengetahui Kriteria media pembelajaran
4.
Mengetahui Prinsip pemilihan media
5.
Mengetahui Prosedur pemilihan media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam hubungannya dengan pentingnya penggunaan media, maka dapat
disimpulkan bahwa pentingnya pemilihan media yakni sebagai berikut:
1.
Perhatian siswa terhadap pengajar sudah berkurang akibat kebosanan
mendengarkan guru.
2.
Bahan pengajaran siswa yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa.
3.
Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui
penuturan kata kata akibat kelelahan dalam mengajar.
4.
Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan
pelajaran.
5.
Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih
lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses pelajaranya.
6.
Sumber belajar bagi siswa sehingga banyak membantu siswa dalam
menyelesaikan tugas dan belajar.
B.
Jenis-jenis Pemilihan Media Pembelajaran
Apabila dilihat dari bentuknya, jenis-jenis pemilihan media dapat
dikelompokan menjadi tiga model, yaitu :
1.
Model flowchart yang menggunakan system pengguguran atau eliminasi
dalam pengambilan keputusan pemilihan.
2.
Model matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan
pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3.
Model check list yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai
semua kriterianya dipertimbangkan.
Meskipun belum
ada penelitian khusus tentang hal ini namun nampaknya model check list lebih
sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media yag sudah jadi. Model matriks
lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan. Sedangkan model
flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media yang
sudah jadi maupun media rancangan.[1]
Pendekatan lain yang dapat digunakan dalam
memilih media adalah pendekatan secara matrik. Salah satu dari pendekatan ini
adalah yang dikemukakan oleh Alen. Matrik ini memberikan petunjuk yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan jenis tujuan
pembelajaran tertentu. Ia menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis
media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut :
Matrik kemampuan setiap jenis media dalam
mempengaruhi berbagai jenis belajar Untuk menggunakan matrik di atas, terlebih
dahulu kita mempelajari jenis belajar mana yang akan dipelajari / harus
dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep, keterampilan dan seterusnya.
Setelah itu, kita bisa memilih jenis media yang sesuai dengan jenis belajar
tersebut. Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang berlabel “tinggi “ yang
tertera di bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat secara horizontal
ke kolom paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana yang sebaiknya
kita pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak mungkin
disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi
siswa, dengan cara yang samamaka pilihan kita beralih pada jenis media yang
berlabel “ “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”,
bukan yang terbaik.
Sekali lagi,
pertimbangan utama dalam memilih media adalah keseuaian media tersebut dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Jika terdapat beberapa jenis
media yang sama sama baik dan sesuai, maka prioritas kita adalah memilih jenis
media yang murah, lebih praktis dan yang telah tersedia di sekitar kita.
Adapun jenis-jenis media pembelajaran banyak sekali jenis dan
macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang
canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru
sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia
di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara
khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran
Meskipun media banyak ragamnya, namun
kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di
sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah
memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu banyak juga sekolah
yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector
(OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio,
video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang
digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar
guru.
Secara garis besarnya, media pembelajaran
terbagi menjadi 10 golongan, yaitu sebagai berikut :
No
|
Golongan Media
|
Contoh dalam Pembelajaran
|
1
|
Audio
|
Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
|
2
|
Cetak
|
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
gambar
|
3
|
Audio-cetak
|
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
|
4
|
Proyeksi visual diam
|
Overhead transparansi (OHT), Film bingkai
(slide)
|
5
|
Proyeksi Audio visual diam
|
Film bingkai (slide) bersuara
|
6
|
Visual gerak
|
Film bisu
|
7
|
Audio Visual
gerak
|
film gerak bersuara, video/VCD, televisi
|
8
|
Obyek fisik
|
Benda nyata, model, specimen
|
9
|
Manusia dan lingkungan
|
Guru, Pustakawan, Laboran
|
10
|
Komputer
|
CAI (Pembelajaran berbantuan komputer), CBI
(Pembelajaran berbasis komputer)[2]
|
C.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam menggunakan media pembelajran
guru tidak serta merta menggunakannya. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan ketika akan menggunakan media pembelajaran. Secara ringkas cara
memilih media pembelajaran dapat dilihat berikut ini sebagaimana yang
diungkapkan oleh Soeparno (1987:10), yakni:
1.
Hendaknya mengetahui
karakteristik setiap media.
2.
Hendaknya memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
3.
Hendaknya memilih media yang sesuai dengan metode yang kita
pergunakan.
4.
Hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi yang sesuai
dengan yang akan dikomunikasikan.
5.
Hendaknya memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, jumlah,
usia maupun tingkat pendidikannya.
6.
Hendaknya memilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan tempat media dipergunakan.
7.
Janganlah memilih media dengan alasan dengan alasan bahan tersebut
satu-satunya yang kita miliki.
Namun demikian
juga harus menjadi pertimbangan dalam memilih dan menentukan media pembelajaran
adalah: situasi pemebelajaran, atau memperhatikan bagaimana kecocokan media
yang akan digunakan dari sudut kemampuan media itu untuk menyampaikan
komunikasi yang diinginkan.
Sedangkan dalam
pandangan Tim Applied Approach Peningkatan Rancangan Pengajaran Universitas
Brawijaya (1993:33) ada beberpa langkah dalam memilih media yang sesuai dengan situasi
dan kondisi:
1.
Biaya yang murah, baik saat pembelian, dalam pengoperasian, dan
pemeliharaan.
2.
Kesesuaian dengan metode pengajaran yang digunakan, kajilah
kelainan teknisnya.
3.
Kesesuian dengan karakteristik peserta didik.
4.
Pertimbangan praktis, kemudahan, keamanan, kesesuaian, dengan
fasilitas yang ada, keawetan dan kemudahan pemeliharaan.
5.
Ketersediaan media, berikut suku cadangannya di pasaran.
Mengingat begitu banyaknya media yang bisa kita pilih (pakai)
sesuai dengan kriteria tersebut diatas, namun pada dasarnya kita bisa memilih
media berdasarkan tiga kriteria:
1.
Kelaikan praktis, hal ini berhubungan dengan keakraban pengajar
dengan media, ketersediaan media setempat, ketersediaan waktu untuk
mempersiapkan, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung.
2.
Kelaikan Teknis, hal ini berkaitan dengan terpenuhinya persyaratan
bahwa media yang dipilih mampu untuk merangsang dan mendukung proses belajar
peserta didik. Dalam hal ini terdapat dua macam mutu yang perlu
deipertimbangkan. Pertama kualitas pesan , yang meliputi relevansi dengan
tujuan belajar , kejelasan dengan struktur pengajaran, kemudahan untuk
dipahami, sistematika yang logis. Kedua kualitas visual, hal ini megikuti
prinsip-prinsip visualisasi seperti keindahan (menarik membangkitkan motivasi),
kesederhanaan (sederhana jelas terbaca), penonjolan (penekanan pada hal yang
penting), keutuhan (kesatuan konseptual) keseimbangan (seimbang dan harmonis).[3]
D.
Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip psikologi yang
perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai
berikut:
1.
Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari
pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.
Lagi pula,pengalaman yang dialamai siswa harus relevan dengan dan bermakna
baginya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan
yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu.
2. perbedaan
individual. siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang
berbeda-beda. Factor – factor seperti kemampuan intelegensia, tingkat
pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan
siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus
berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
3. Tujuan pembelaran. Jika siswa
diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran
itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Di samping itu
pernyataan mengeanai tujuan belajar yang ingin di capai dapat menolong perancag
dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana
yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.
4. Organisasi
isi. Pembelajran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan
fisik yang akan dipelajarai diatur dan diorganisasikan kedalam urutan-urutan
yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran
yang secara logis disusun dan di urut-urutkan secara teratur. Disamping itu,
tingkatan materi yang akan disajikan tetap berdasarkan kompleksitas dan
kesulitan isi materi.
5. persiapan
sebelum belajar. Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran
dasar atau memilki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin
merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses.
6. Emosi.
Pelajaran yang melibatkan emosi dan
perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media
pembeljaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional.
Seperti rasa takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan.
7. Partisipasi.
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, sorang siswa harus
mengintenalisasi informasi, tidak sekedar di beritahuakan kepadanya. Oleh
karena itu, belajar memerlukan kegiatan.
8. Umpan
Balik. Hasil belajar dapat apabila secara berskala siswa diinformasikan
kemjuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar, pekerjaan yang baik,
atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi – sisi tertentu akan memberikan
sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9. Penguatan
(reinforcement). Apabila siswa berhasil belajar, ia harus didorong untuk
terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat,
dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di
masa- masa yang akan dating.
10.
Latihan dan pengulangan. Sesutau hal baru jarang sekali dapat dipelajari
hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau ketrampilan dapat
menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah
pengetahuan atau ketrampilan itu sering diualngi dan dilatih dalam berbagai
konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam ingatan dalam jangka panjang.
11. Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan
adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada
masalah atau situasi baru.[4]
Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Bagi guru
Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Bagi guru
Berikut ini
beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih media untuk
pembelajaran yang akan dilaksanakannya:
Efektivitas Media Pembelajaran
Prinsip utama
pemilihan media pembelajaran adalah efektivitas media pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran serta efektivitasnya dalam membantu siswa memahami
materi pembelajaran yang akan disajikan. Guru harus menimbang-nimbang apakah
suatu media pembelajaran yang akan digunakan lebih efektif bila dibandingkan
dengan media yang lain.
Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD tentang terjadinya gerhana matahari dan
gerhana bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan saat
melalukan peredaran. Contohmedia dalam pembelajaran pada materi ini
yang tersedia di sekolah misalnya media pembelajaran berupa gambar dalam bentuk
charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model peredaran matahari, bumi dan
bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam apa siswa akan
belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan sejauh serta
sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah model peredaran
matahari, bumi dan bulan.
Media dalam pembelajaran yang
seharusnya dipilih dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa
mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media
pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami siswa. Tetapi jika
guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model peredaran
matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan. Selain itu
makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat
sebuah media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan,
apakah biaya yang digunakan untuk menggunakan media pembelajaran tertentu
sebanding dengan hasil pembelajaran yang akan diperoleh siswa.
Taraf Berpikir Siswa
Media
pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir siswa.
Benda-benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media
pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media
pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit
dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Contoh media
pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam tubuh manusia
haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA. Media
pembelajaran yang sering digunakan untuk materi ini misalnya torso (model 3
dimensi) atau gambar. Walaupun sama-sama menggunakan gambar atau torso, tetapi
tingkat kerumitan (kompleksitas) gambar dan torso harus dibedakan. Media
pembelajaran di SD tentunya tidak boleh serinci media pembelajaran untuk siswa
SMP dan SMA. Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran
tidak disesuaikan dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa
bukannya makin mudah memahami, alih-alih semakin bingung dan tidak fokus pada
tujuan dan materi pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran
yang diharapkan.
Interaktivitas Media Pembelajaran
Prinsip ketiga
yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di kelas
adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa dapat berinteraksi
dengan media pembelajaran? Makin interaktif media, makin bagus media
pembelajaran itu karena lebih mendorong siswa untukterlibat aktif dalam
belajar.. Misalnya, saat mengajar materi tentang operasi hitung bilangan bulat,
contoh media dalam pembelajaran di SD yang dapat digunakan adalah video tentang
bagaimana cara melakukan operasi hitung bilangan bulat atau guru dapat juga
menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif pembelajaran mandiri
tentang operasi hitung bilangan bulat. Bila siswa diberikan tontonan video,
tentunya interaksi yang terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya
satu arah saja: dari media ke siswa. Sedangkan bila menggunakan media
pembelajaran berbentuk multimedia interaktif yang dioperasikan pada sebuah
komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu lebih tinggi. Dalam hal ini,
maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah media pembelajaran dalam
bentuk multimedia interaktif.
Ketersediaan Media Pembelajaran
Guru boleh saja
berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang sangat efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran, dan
interaktivitasnya tinggi. Tetapi jika media yang sedemikian tidak tersedia,
tentu juga sia-sia. Media yang dipilih saat merancang pembelajaran secara logis
sudah tersedia di sekolah, atau paling tidak bila tidak dimiliki masih dapat
diperoleh dengan mudah, misalnya dengan meminjam atau membuat sendiri. Jumlah
media yang akan digunakan juga harus diperhitungkan dengan jumlah siswa di
kelas. Bila media pembelajaran digunakan bukan secara klasikal, tetapi secara
berkelompok atau individual, maka jumlah media pembelajaran yang tersedia harus
mencukupi.
Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran
Penting sekali
bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media yang satu ini: minat
siswa.Sebuah media pembelajaran sangat berpengaruh pada minat siswa. Ada
media-media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa jauh lebih baik
bila dibanding menggunakan media pembelajaran lain. Misalnya, pada pembelajaran
Bahasa Indonesia contoh media pembelajaran di SD yang digunakan
untuk mengajarkan jenis-jenis kata (kata sifat, kata benda dan kata kerja) guru
dapat menggunakan kartu-kartu berukuran 10 x 8 cm. Kartu-kartu yang hanya
memuat contoh kata yang harus diidentifikasi siswa apakah merupakan kata kerja,
kata benda, atau kata sifat tentu kurang menarik bila dibandingkan dengan
kartu-kartu serupa tetapi memiliki variasi berupa ditambahkannya gambar-gambar
kartun yang familiar dengan siswa terkait kata yang ditulis pada kartu tersebut
dengan warna-warna yang semarak.
Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran
Sebagus apapun
media, misalnya media pembelajaran interaktif berbasis komputer, tentu tidak
akan efektif bila guru sendiri memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan
menggunakannya. Media pembelajaran yang dipilih harus dapat digunakan oleh guru
dengan baik. Sebenarnya kendala kemampuan guru dalam mengoperasikan suatu media
pembelajaran dapat saja diatasi apabila guru yang bersangkutan memiliki kemauan
untuk belajar menggunakan media pembelajaran tersebut.
Alokasi Waktu
Isu
ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang sangat krusial. Guru selalu
dikejar waktu untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu,
penggunaan media pembelajaran yang notabene efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran, mempunyai relevansi yang baik dengan materi pelajaran, dan
berbagai kelebihan lainpun kadang-kadang terpaksa harus dikesampingkan bilamana
alokasi waktu menjadi pertimbangan yang penting. Akan tetapi ketersediaan waktu
seringkali bisa disiasati dengan berbagai cara berdasarkan pengalaman yang
telah dimiliki oleh guru.
Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran
Prinsip
pemilihan media pembelajaran berikutnya adalah fleksibelitas. Media
pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk kegiatan belajar mengajar di kelasnya
seharusnya memiliki fleksibelitas yang baik. Media pembelajaran itu dikatakan
mempunyai fleksibelitas yang baik apabila dapat digunakan dalam berbagai
situasi. Kadangkala, saat proses pembelajaran berlangsung terjadi perubahan
situasi yang berakibat tidak dapat digunakannya suatu media pembelajaran.
Contoh media pembelajaran yang menggunakan sumber energi untuk pengoperasiannya
kadangkala justru dapat menghambat kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung bila aliran listrik mati.
Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran
Bagi anak-anak
SD atau TK, kadangkala guru harus hati-hati memilih media pembelajaran. Ada
media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya dapat
mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media pembelajaran yang dipilih
haruslah media pembelajaran yang aman bagi mereka sehingga hal-hal yang tidak
diinginkan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung tidak terjadi.Contoh
media pembelajaran di SD yang kurang aman misalnya penggunaan alat-alat yang
mudah terbakar, tajam (mudah melukai) atau panas, atau bahan-bahan kimia
bersifat korosif.
Kualitas Teknis Media Pembelajaran
Media
pembelajaran, seringkali harus dirawat dengan dengan baik. Perawatan media
pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas teknis media. Kualitas teknis media
pembelajaran juga dapat ditentukan oleh kualitas produksi media oleh suatu
produsen. Jika di sekolah tersedia media pembelajaran yang sejenis tetapi
diproduksi oleh beberapa produsen, maka sebaiknya guru memilih yang sekiranya
memiliki kualitas teknis terbaik, misal dari segi keterbacaan tulisan atau
gambar, komposisi warna, ketelitian alat, dan sebagainya.
Demikian
tulisan tentang prinsip-prinsip memilih media dalam pembelajaran, semoga dapat
bermanfaat untuk anda.
E.
Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk jenis media rancangan (by design),
beberapa macam cara telah dikembangkan untuk memilih media. Dalam proses
pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media
menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia
mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan
media, yaitu :
1. Menentukan apakah pesan yang akan kita
sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar
informasi umum / hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan
karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat /
untuk keperluan pembelajaran.
2. Menentukan apakah media itu dirancang untuk
keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat
peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan).
3. Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih
bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
4. Menentukan jenis media yang sesuai untuk
jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti
kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan biaya.
5. Mereview kembali jenis media yang telah dipilih,
apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif
jenis media lain yang lebih tepat.
6. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi
media.[5]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media pembelajaran adalah salah satu
faktor penting dalam menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran. Oleh
karena itu, para pendidik diharuskan untuk jeli memilih media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar memperoleh hasil yang maksimal.
B.
Saran
Kemajuan atau kemunduran generasi
muda selaku generasi penerus di masa yang akan datang sangat tergantung dari
pendidikan yang diperolehnya di masa kini, maka dari itu sudah seharusnya para
pendidik dapat memanfaatkan media pembelajaran untuk mendukung kegiatan
belajar-mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar,Arsyad.
2011. Media Pembelajaran.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kustandi, Cecep, dan Sujipto, Bambang. 2011. Media
Pembelajaran Manual dan Digital. Ghalia Indonesia: Bogor.
Sadiman,Arif, dan Raharjo. 1990. Media
Pendidikan. Rajawali: Jakarta.
Sujana, Nana, dan Rifa’I Ahmad. 1990. Media
Pengajaran. Sinar Baru Bandung: Bandung.
Wahab, Abdul. 2009. Media Pembelajaran Bahasa
Arab. UIN-Malang Press: Malang.
[1]. Arief S. Sadiman, R. Raharjo, Anung haryono, Rahardjito, Media
pendidikan. Jakarta, Rajawali 1990,
hal 87.
[2] Media Pembelajaran, (Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003). h. 22
[3] Azhar
Arsyad, Media
Pembelajaran. (Jakarta
: Raja Grafindo Persada, 2011),Hal 72-74
[4] Abdul
Wahab, Media Pembelajaran
Bahasa Arab. (Malang:
UIN-Malang Press , 2011),Hal 37-39.
[5] http://Pemilihan Media Pengajaran.html
0 komentar:
Posting Komentar