'Oase Dakwah'
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Edisi Rumah Tangga
Selasa, 20 Mei 2014
“Hindari
Perceraian, Para Istri
Harus Hindari 7
Sifat”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam
bersabda, “Maukah kamu keberitahu suatu harta simpanan (perhiasan) yang sangat
baik? Yaitu wanita shalihah, yang apabila kamu melihatnya, ia menyenangkan.
Apabila kamu perintah, dia patuh. Dan apabila ditinggal pergi, dia selalu
menjaga diri dan harta suaminya.” (Riwayat Abu Dawud)
Kalau dilihat dia menyenangkan,
hal itu disebabkan budi luhur, pakaian bersih, dandanan yang serasi di hadapan
suaminya, dan berusaha semaksimal mungkin untuk tampil menarik hanya di depan
suami dan anak-anaknya.
Jika diperintahkan, dia akan
patuh, menunjukkan ketaatan dan baktinya pada suaminya. Dia ingin selalu
memberikan kepuaasan bagi suaminya. Senantiasa memelihara diri dan harta
suaminya menggambarkan betapa besar kekuatan agama dan ketebalan imannya
terhadap Allah dan Rasul-Nya. Walau suaminya tidak ada, ia tetap memelihara
kehormatan diri dan harta suaminya.
Bila seorang wanita tidak
shalihah, dan memiliki sifat atau kebiasaan yang buruk, suka menyusahkan
suaminya, tentulahitu bukan perhiasan bagi seorang suami. Bahkan, bisa jadi
suami tidak betah bersamanya, kemudian menceritakannya. Jika engkau, wahai
ukhti, menginginkan rumah tangga yang bahagia di dunia dan akhirat, buanglah
jauh-jauh dari dirimu, ke-7 sifat tersebut. Bila tidak, engkau celaka di dunia
dan akhirat.
Berikut ini tujuh tipe wanita
yang sering diceraikan suami.
1. Tidak punya rasa malu. Yang
tidak malu melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Ia jauh dari sifat takwa dan
banyak melakukan maksiat.
2. Ausyarah (jorok) Yaitu tidak
pandai mengatur rumah, malas merapikan diri, dan malas melakukan apapun,
sehingga dirinya, anak-anak dan rumahnya, kotor dan tidak menyenangkan.
3. Asysyakasah (berani/menantang)
Yaitu suka membebani suaminya di luar kemampuannya, sehingga mendorong suami
melakukan hal-hal yang dimurkai Allah.
4. Innah (berani/menantang) Yang
tidak ingin diperintah suaminya untuk melakukan hal-hal yang baik. Berani
melanggar apa yang diperintahkan, bahkan menentang si suami dengan tetap
melakukan maksiat.
5. Bitnah (mementingkan isi perut
dan banyak menuntut) Yang tidak suka berinfak dan enggan mengeluarkan zakat.
Selalu menumpuk harta kekayaan dan mengnyangkan perut dengan makanan- makanan
yang tiada habisnya. Tidak terlintas dibenaknya untuk menyantuni fakir miskin
dan anak yatim. Untuk memenuhi segala keinginan nafsunya, ia mendorong suaminya
untuk melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah.
6. Bahriyah (mendorong suami
untuk berbuat jahat) Yaitu selalu menghalangi suami untuk berbuat baik. Jika
melihat suami menyisihkan beberapa persen dan pendapatan untuk zakat dan infak,
ia sibuk mencerca dan mengadu pada suami tentang ekenomi rmah tangga yang
morat- marit, kebutuhan anak yang semakin membesar, pakaian yang telah robek,
sepatu yang telah usang dan sebagainya, sehingga suami menjadi ragu-ragu.
7. Tidak aktif. Yaitu malas
berbuat apapun. Tidak punya keinginan untuk menambah ilmu duniawi maupun
ukhrawi.
0 komentar:
Posting Komentar